Jum'at, 29 Maret 2024
Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta : Kamis, 05 September 2019 | 20:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Kepunahan dinosaurus pada 65 juta tahun lalu merupakan salah satu kepunahan terbesar yang pernah terjadi di muka Bumi. Namun tunggu dulu, terdapat peristiwa dahsyat yang ternyata menghapus hampir semua kehidupan di Bumi.

Seperti yang telah diketahui, makhluk hidup membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup.

Namun terlalu banyak oksigen justru pernah memusnahkan lebih dari 90 persen kehidupan di Bumi.

Peneliti berhasil mengungkapkannya berkat sampel barit, batuan mineral yang berusia lebih dari 2 miliar tahun lalu.

Batuan yang ditemukan di subarctic Belcher Islands, Kanada, memiliki kandungan kimia yang bisa mengungkapkan kondisi kehidupan 2 miliar tahun lalu.

Ilustrasi atmosfer Bumi. (Pixabay/ Simon Steinberger)

Malcolm Hodgskiss, seorang ilmuwan sekaligus kandidat profesor di Stanford University mengatakan bahwa kandungan kimia di batuan kuno bisa digunakan untuk mengungkapkan suasana kehidupan ketika batu itu pertama kali terbentuk.

Penelitian ini difokuskan pada sebuah fenomena yang disebut "Great Oxidation Event".

Miliaran tahun lalu, hanya mikro-organisme yang dapat bertahan di Bumi.

Ketika mereka berfotosintesis, mereka mengubah komposisi kimia atmosfer yang menciptakan sejumlah besar oksigen.

Akhirnya mereka tidak bisa bertahan karena "kekenyangan oksigen" melanda semua kehidupan yang ada.

Batuan mineral barit ditemukan di subarctic Belcher Island, Kanada. (Jurnal PNAS)

Dikutip dari CNN, ilmuwan memperkirakan bahwa 80 hingga 99,5 persen organisme mati pada akhir fenomena Great Oxidation Event.

"Ada terlalu banyak dari mereka, dan mereka menghasilkan terlalu banyak oksigen. Bahkan perkiraan kami, jumlah kehidupan yang terhapus melebihi kepunahan dinosaurus yang terjadi sekitar 65 juta tahun lalu," kata Hodgskiss.

Ilmuwan itu menjelaskan bahwa penelitiannya masih relevan dengan kondisi planet hari ini.

Itu karena saat ini Bumi masih rentan terhadap perubahan atmosfer.

Ilustrasi mikro-organisme. (Pixabay/ Pete Linforth)

Lautan yang memanas dapat mengganggu ekosistem bawah laut yang juga mengancam fotosintesis organisme di dalamnya.

Seperti yang telah diketahui, fotosinstesis organisme laut seperti fitoplankton menyumbang lebih dari 50 persen oksigen di atmosfer Bumi.

Penelitian mengenai terhapusnya kehidupan di Bumi pada 2 miliar tahun lalu sangat berguna agar ilmuwan tetap memperhatikan perubahan atmosfer untuk keberlangsungan masa depan.

BACA SELANJUTNYA

Ilmuwan Ungkap bahwa Tikus di New York Mulai Bisa Terjangkit Covid