Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Ilmuwan dibuat kaget dan terkejut setelah menemukan fakta bahwa terdapat tikus cerdas yang mempunyai kemampuan seperti dokter bedah. Bagaimana tidak, hewan tersebut dapat mengoperasi mangsanya untuk memisahkan mana organ yang beracun dan organ yang bisa dimakan.
Awalnya, para ilmuwan mengamati 38 bangkai kodok yang mengambang di sungai selama 15 hari.
Sangat aneh, semua bangkai itu mempunyai potongan yang mirip operasi bedah dengan lubang dada berukuran 10,8 mm secara vertikal dan 12,2 mm secara horizontal.
Semua jenis bangkai berasal dari spesies yang sama yaitu kodok tebu (cane toad) Australia.
Baca Juga
Kodok tebu termasuk spesies invasif yang menyebar pertama kali ke Queensland, Australia pada tahun 1930-an.
Sejak saat itu, populasi kodok tebu (Rhinella marina) langsung meledak dan menyebar ke seluruh benua Australia.
Dr. Marissa Parrott, ilmuwan yang memimpin penelitian menyatakan bahwa kasus ini sangat unik dan bisa membuktikan bahwa tikus air (water-rat) Australia selaku spesies endemik bisa menangkal spesies invasif dengan cara yang sangat cerdas.
Sebenarnya, kodok tebu adalah hewan asli yang menempati kebanyakan sungai yang ada di Amerika Tengah.
Tikus air (Hydromys chrysogaster) atau sering disebut rakali mempuyai kemampuan yang hebat dalam membedah tubuh mangsanya.
Mereka bisa memisahkan empedu dan kulit milik kodok tebu yang terkenal mengandung racun mematikan.
Racun yang ada pada kodok tebu bahkan bisa melumpuhkan hewan yang lebih besar termasuk biawak atau burung yang memakannya.
"Mereka (rakali) membalikkan badan kodok tebu, membuat ketepatan yang sangat khas, hampir seperti operasi pembedahan dada. Mereka bahkan mengeluarkan kantong empedu ke luar tubuh, yang terkenal mengandung garam empedu beracun. Tikus itu tahu bagaimana cara untuk menghapus bagian tersebut," kata Dr. Marissa Parrott dikutip dari Fox News.
Penelitian mengenai tikus cerdas yang bisa mengoperasi mangsanya ini telah diterbitkan di jurnal Australian Mammalogy.
Sangat cerdik, rakali juga sering mengincar kodok tebu dengan ukuran lebih besar untuk memudahkan mereka dalam "membedahnya".
Masih belum jelas bagaimana rakali menemukan cara tersebut.
Namun peneliti berasumsi bahwa mungkin saja mereka mempunyai pengalaman memakan kodok beracun dan bereksperimen sendiri sehingga rakali bisa menemukan teknik membedah mangsanya.
Kemampuan tikus cerdas yang bisa membedah dan mengoperasi mangsanya dianggap sebagai proses adaptasi hewan pengerat asli Australia dalam menghadapi spesies invasif.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Tips Beli Kambing untuk Kurban Online Lewat Ecommerce Biar Nggak Kena Tipu
-
Deretan Penyakit yang Rentan Menyerang Hewan Kurban, Wajib Diwaspadai
-
Banyak Menjangkit Hewan Kurban, Apa Itu Lumpy Skin Disease?
-
Duh Anjing Ini Bisa-bisanya Kecanduan Alkohol, Dokter Hewan pun Sampai Turun Tangan
-
Amerika Serikat Hadapi Invasi Babi Super, Bikin Pemburu Keteteran
-
Seabrek Fakta Sains tentang Capybara: Doyan Makan Tebu, Bisa Kena Rabies dan TBC
-
Dikenal Santuy, Capybara Ternyata Punya Banyak Musuh Alami: Ini Sederet Fakta Uniknya
-
Apa Makanan Buaya? Hewan Purba yang Bisa Telan 3 Kg Daging Per Hari
-
5 Fakta Menarik Buaya, Bisa Makan Tanpa Mengunyah Padahal Giginya Kuat
-
Lihat Hewan Imut Ini Doyan Camilan, Netizen: Ya Ampun, Unyu Banget