Jum'at, 19 April 2024
Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta : Rabu, 04 Desember 2019 | 09:15 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Lagi-lagi kasus paus yang mati karena menelan sampah menggegerkan publik. Di pantai timur Skotlandia, ilmuwan menemukan seekor paus jumbo yang mati karena menelan 100 kilogram sampah.

Hewan tersebut ditemukan setelah penduduk setempat melaporkannya kepada ilmuwan.

Paus sperma (sperm whale) ditemukan di pantai pada hari Sabtu (30/11/2019) dan telah mati selama 48 jam.

Relawan dan ilmuwan dari organisasi non-profit Scottish Marine Animal Strandings Scheme (SMASS) langsung melakukan nekropsi kepada hewan ini.

Sebagai referensi, nekropsi merupakan tindakan semacam pembedahan atau otopsi yang dilakukan pada hewan untuk mengetahui penyebab kematiannya.

Ilmuwan terkejut setelah menemukan sekitar 220 pon sampah atau hampir sekitar 100 kilogram di dalam Paus jumbo ini.

Jumlah itu juga termasuk sangat besar bagi hewan seberat 20 ton tersebut.

Beberapa gumpalan tali dari jaring dan kelambu ditemukan di dalam perut ikan paus. (Facebook-SMASS)

"Puing-puing sampah yang ditemukan di dalam paus termasuk 'seluruh jajaran plastik' seperti gelas plastik, sarung tangan, tali pengikat, tabung bahkan bundel tali dan bagian kelambu," kata organisasi SMASS dalam pernyataan resminya di Facebook.

Sampah-sampah itu telah menggumpal dalam jumlah besar hingga menyerupai bentuk bola.

Bahkan mirisnya lagi, sebagian kecil sudah tercerna sehingga berkemungkinan menjadi penyebab kematian paus.

Dilansir dari ABCNews, SMASS meyakini paus tersebut menelan puing-puing sampah yang dibuang dari sektor darat dan perikanan di beberapa titik antara Norwegia dan Azores, wilayah otonom Portugal di Atlantik tengah.

Nekropsi langsung dilakukan di pantai karena kondisinya tidak memungkinkan untuk membawa paus itu ke luar pantai.

Para ilmuwan dan relawan akan berbondong-bondong bekerja untuk mengubur bangkai Paus jumbo di sekitar pantai karena baunya mulai menyengat.

BACA SELANJUTNYA

Ilmuwan Temukan Mikroba di Kutub yang Bisa Urai Plastik