Kamis, 28 Maret 2024
Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta : Kamis, 19 Desember 2019 | 19:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Pada bulan Maret 2019, para ilmuwan dari China menargetkan bahwa Matahari buatan akan diselesaikan pada tahun 2019. Mendekati akhir tahun 2019, ilmuwan yang tergabung dalam penelitian menjelaskan bahwa proyek Matahari "made in China" berjalan dengan lancar.

Mereka menjelaskan bahwa proyek berjalan sesuai rencana sehingga kini mereka sedang berada dalam tahap finalisasi.

Namun mereka tidak menampik bahwa terdapat beberapa masalah yang masih belum dapat mereka selesaikan.

Berbicara kepada media Xinhua, Duan Xuru, salah satu ilmuwan dari China National Nuclear Corporation menjelaskan bahwa mereka berharap bahwa Matahari buatan harus bisa beroperasi pada tahun 2020.

Mereka percaya bahwa ketika Matahari buatan sudah jadi, maka itu diharapkan bisa menjadi tonggak sejarah baru di dunia penelitian.

HL-2M Tokamak atau Matahari buatan di China. (YouTube/ CNet)

Xuru sanggat bangga bahwa sebentar lagi mereka bisa membuat fusi nuklir menjadi piihan energi yang layak di Bumi.

Matahari buatan yang dibahas di sini bukan seperti Matahari alami yang bisa dilihat saat terbit dan tenggelam.

Namun itu adalah sebuah reaktor nuklir yang diharapkan menawarkan energi seperti Matahari.

Dikutip dari Futurism, Matahari buatan diharapkan menghasilkan plasma yang lebih panas dari 200 juta derajat Celcius.

Jika bisa dioptimalisasi secara maksimal, alat tersebut dapat menyediakan sumber energi bersih yang hampir tak terbatas kekuatannya.

Dinamakan sebagai Tokamak HL-2M, Matahari buatan ini seperti "cawan suci" yang bisa menjadi objek penelitian baru untuk menemukan energi bersih dalam jumlah sangat besar di masa depan.

Meski sudah berada pada tahap finalisasi, namun para ilmuwan China juga masih menemui beberapa kendala pada perangkat tersebut.

Mereka belum menemukan cara yang bisa menghemat biaya untuk menjaga plasma yang sangat panas dan stabil cukup lama untuk terjadinya fusi.

Namun apabila sudah dipecahkan, maka Matahari "made in China" ini bisa membuat ilmuwan China selangkah lebih maju dalam menghadirkan energi bersih jika dibandingkan dengan ilmuwan negara-negara Barat.

BACA SELANJUTNYA

China Klaim Telah Menerima Sinyal Peradaban Alien di Luar Sana