Jum'at, 29 Maret 2024
Agung Pratnyawan : Sabtu, 28 Desember 2019 | 07:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Planet Mars masih menyimpan segudang misteri, termasuk keberadaan gas metana yang jadi perdebatan ilmuwan. Apakah benar planet merah ini punya gas metana?

Robot penjelajah beroda enam, Curiosity menemukan bahwa siklus metana secara musiman meningkat di dalam Kawah Gale, Mars.

Kendaraan ini juga mendeteksi beberapa lonjakan besar gas yang mungkin dapat menjadi tanda kehidupan di Mars.

Namun, metana di Mars menimbulkan tanda tanya besar. Pasalnya, penelitian yang dilakukan European-Russian Trace Gas Orbiter (TGO) yang mengorbit di atas Mars dan dirancang untuk mendeteksi gas seperti metana tidak menemukan gas itu di atmosfer Mars.

Sebagai contoh, TGO mencatat 0,012 bagian per miliar (ppb) metana selama empat bulan pertama misi yang berlangsung dari April hingga Agustus 2018.

Angka itu 35 kali lebih rendah dari tingkat gas metana yang pernah diukur Curiosity di Kawah Gale pada periode yang sama.

Selain TGO, Mars Express milik Eropa yang juga mengorbit Mars juga tidak mendeteksi lonjakan metana seperti yang dideteksi Curiosity.

Planet Mars. (Wikipedia/NASA)

Terbaru, Curiosity mencatat konsentrasi metana menjadi 21 ppb pada Juni lalu. Tingkat gas metana tertinggi yang pernah dicatat Curiosity.

Para ilmuwan berspekulasi kemungkinan ada sesuatu di atmosfer Mars yang menghancurkan metana dengan sangat cepat sehingga TGO maupun Mars Express tidak mendeteksi gas tersebut dalam jumlah banyak.

"Mungkin perluasan dan kontraksi atmosfer setiap dari yang berasal dari pemanasan Matahari menjadi penyebabnya," ucap Ashwin Vasavada, penyelidik kepala misi Curiosity, seperti dikutip dari Space.com.

Dengan menggunakan Sampel Analisis di instrumen Curiosity, robot itu sebelumnya mengukur tingkat metana di malam hari karena terlalu sibuk menjelajah Mars saat siang hari.

Hal itu membuat robot Curiosity hanya mendeteksi gas metana ketika atmosfer relatif padat.

Pada siang hari, ketika atmosfer mengembang, metana menjadi lebih tercampur dan menyebar dengan atmsofer sehingga membuat pengamatan antara Curiosity dan orbiter berbeda.

Para ilmuwan akhirnya memerintah Curiosity untuk melakukan pengukuran metana di siang hari selama akhir pekan untuk pertama kalinya.

"Eksperimen langka ini adalah kesempatan untuk mendapatkan pengalaman sains yang menarik, tetapi kami membutuhkan waktu setelah pengukuran untuk menganalisis data," ucap Catherine O'Connel, seorang ahli geologi planet di Universitas New Brunswick, Kanada.

Meski hasilnya belum diumumkan, akan tetapi para ilmuwan merasa metana di Mars masih memiliki misteri yang berlapis. Salah satunya, para ilmuwan masih tidak tahu bagaimana cara gas itu diproduksi.

Kita nantikan saja apakah ilmuwan bisa mengungkap misteri gasm metana di planet Mars nanti? (Suara.com/ Lintang Siltya Utami)

BACA SELANJUTNYA

Usai Misi ke Bulan dan Mars Berhasil, Kini China akan Kirim Dua Pesawat Antariksanya ke Jupiter dan Uranus