Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Wilayah Indonesia dikenal dengan berbagai cuaca ekstrem yang kerap melanda. Termasuk hujan lebat dan angin kencang yang disebabkan oleh angin monsun.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), salah satu penyebab cuaca ektrem ini memang angin monsun.
"Hasil analisis dinamika atmosfer menunjukkan aktivitas angin monsun Asia masih signifikan dan gelombang atmosfer (MJO) masih aktif di wilayah Indonesia," terang BMKG dalam siaran persnya, Rabu (8/1/2020).
Selain angin monsun, demikian BMKG, cuaca ekstrem di Indonesia juga disebabkan oleh pusat tekanan rendah di Barat Laut Australia dan Bibit Siklon Tropis di sekitar Teluk Carpentaria Australia, di sebelah tenggara Nusantara.
Baca Juga
Lalu apa itu angin monsun?
Angin monsun adalah angin yang bertiup dalam skala regional (skala benua) yang berubah arah azimut minimal 120 derajat dan terjadi secara periodik (6 bulan sekali), demikian jelas BMKG.
Indonesia terkena dampak dari dua tipe angin monsun, yaitu monsun timuran dan monsun baratan. Angin monsun timuran rata-rata bertiup dari atah timur hingga tenggara dan bertiup pada bulan April sampai Oktober di setiap tahunnya.
Angin monsun timuran adalah indikator musim kemarau bagi wilayah Indonesia.
Sedangkan angin monsun baratan rata-rata bertiup dari arah barat hingga barat laut dan bertiup pada bulan Oktober sampai April di setiap tahunnya.
Angin monsun baratan ini adalah indikator musim hujan bagi wilayah Indonesia. Nah yang terjadi saat ini di Tanah Air adalah angin monsun baratan.
Itulah penjelasan BMKG mengenai angin monsun yang sering sebabkan cuaca ekstrem di wilayah Indonesia. (Suara.com/ Liberty Jemadu).
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Gempa M 6.4 Guncang Yogyakarta, Langsung Diikuti Beberapa Gempa Susulan
-
Gempa M 6.4 Guncang Yogyakarta, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
-
El Nino 2023 Diprediksi Melanda Indonesia, Ini Dampak dan Tanda-tandanya
-
Kapan Gerhana Bulan Penumbra Terjadi Mei 2023, Terlihat dari Indonesia?
-
BMKG Menyarankan Masyarakat Tampung Air Hujan Jelang Kemarau
-
Penyebab Cuaca Panas di Indonesia Sekarang, Ini Penjelasan BMKG
-
Penjelasan BMKG Soal Penyebab Gempa Mentawai
-
Link Live Streaming Gerhana Matahari Hibrida, Pengamatan Langsung dari Indonesia
-
Gempa M 6,6 Guncang Tuban, Lebih dari 30 Wilayah Terdampak Getarannya
-
Gempa Magnitudo 6,6 Guncang Barat Laut Tuban Jatim, "Gempa" dan "Kerasa" Trending di Twitter