Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Saat ini sekelompok ilmuwan sedang menyelidiki sebuah kasus langka terkait penemuan seekor paus pembunuh (Orcinus orca) yang mati di rawa. Paus pembunuh berukuran 15 kaki atau 4,6 meter itu ditemukan mati pada sekitar rawa asin (salt marsh) di The Wash, dekat Holbeach, Linconshire, Inggris.
Kini para ilmuwan yang tergabung di Zoological Society of London(ZSL) sedang menganalisis spesimen yang mati pada kondisi tempat yang cukup langka.
Diketahui spesimen telah mati pada beberapa pekan lalu dengan perut yang sebagian besar kosong.
Kondisi itu menggambarkan bahwa hewan tersebut tidak makan menjelang kematiannya.
Baca Juga
-
Ngeri, Cacing Zombie Ini Bisa Memakan Ikan Paus di Laut Dalam
-
Pesan Paus Fransiskus Kepada Jemaat, Jangan Kebanyakan Main HP
-
Paus Jumbo Ditemukan Mati, Perutnya Dipenuhi 100 KG Sampah
-
Heboh Video Paus Main Rugby, Ada Fakta Menyedihkan di Baliknya
-
Menakjubkan! Begini Gaya Paus saat Tidur di Bawah Laut
Analisis awal mengungkapkan bahwa di dalam perut besarnya terdapat sampah plastik yang mengendap.
Namun ilmuwan masih belum bisa menyimpulkan apakah itu sebagai penyebab kematiannya atau masih ada faktor lain.
Pernyebab kematiannya masih belum diketahui, tetapi yang jelas, paus pembunuh tersebut diketahui berenang di perairan Inggris.
Para ilmuwan di Zoological Society of London (ZSL) sedang menyelidiki kasus terdamparnya paus pembunuh di rawa asin karena sangat jarang terjadi.
Kasus pertama terjadi pada sekitar hampir 20 tahun lalu, tepatnya pada awal tahun 2001.
Rob Deaville dan Matt Perkins dari ZSL telah mengumpulkan sampel darah, hati, otot, dan ginjal untuk mempelajari lebih lanjut tentang kehidupan dan kematian hewan tersebut.
Dalam akun Twitter Rob Deaville, kita bisa mengetahui tempat terdampar paus pembunuh yang cukup jauh dari perairan Inggris.
Dikutip dari Daily Mail, bangkai paus pembunuh belum dipindahkan dan sebagian besar masih utuh secara internal meski kondisinya sudah membusuk.
Rawa asin (salt marsh) atau sering disebut juga rawa pasang merupakan sebuah ekosistem pesisir di zona intertidal pesisir hulu antara tanah dan air laut atau air payau terbuka.
Zona itu biasanya diselimuti lumut, rerumputan, dan semak-semak di mana tumbuhan akan dibanjiri air ketika pasang.
Paus pembunuh yang hidup hingga kedalaman 300 meter tentunya sangat mengherankan jika mereka terdampar di rawa.
Jika sampel spesimen sudah dianalisis lebih lanjut, kita bisa mengetahui penyebab kematian paus pembunuh dan penjelasan mengapa mereka bisa terdampar di rawa.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Tips Beli Kambing untuk Kurban Online Lewat Ecommerce Biar Nggak Kena Tipu
-
Deretan Penyakit yang Rentan Menyerang Hewan Kurban, Wajib Diwaspadai
-
Banyak Menjangkit Hewan Kurban, Apa Itu Lumpy Skin Disease?
-
Duh Anjing Ini Bisa-bisanya Kecanduan Alkohol, Dokter Hewan pun Sampai Turun Tangan
-
Amerika Serikat Hadapi Invasi Babi Super, Bikin Pemburu Keteteran
-
Seabrek Fakta Sains tentang Capybara: Doyan Makan Tebu, Bisa Kena Rabies dan TBC
-
Dikenal Santuy, Capybara Ternyata Punya Banyak Musuh Alami: Ini Sederet Fakta Uniknya
-
Apa Makanan Buaya? Hewan Purba yang Bisa Telan 3 Kg Daging Per Hari
-
5 Fakta Menarik Buaya, Bisa Makan Tanpa Mengunyah Padahal Giginya Kuat
-
Lihat Hewan Imut Ini Doyan Camilan, Netizen: Ya Ampun, Unyu Banget