Jum'at, 19 April 2024
Agung Pratnyawan : Selasa, 21 Januari 2020 | 07:26 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) membutuhkan waktu sekitar 10 menit hingga 2 jam untuk mengubah awan jadi hujan.

BBTMC dan BPPT membutuhkan waktu untuk bisa mengubah garam atau NaCl yang ditaburkan ke langit untuk mengubah awan jadi hujan.

"Reaksi penaburan NaCl bisa cepat atau bisa lambat tergantung kondisi awan yang ditabur," kata Kepala Bidang Pelayanan Teknologi BBTMC BPPT Sutrisno Jakarta, Senin (20/1/2020).

Sutrisno mengatakan awan mempunyai siklus dari bibit awan, membesar dan akhirnya menjadi hujan. Jika awan masih kecil saat ditabur garam, maka akan butuh waktu lebih lama untuk menjadi hujan.

Sebaliknya, jika awan yang ditaburi garam atau NaCl dalam kondisi yang sudah besar maka tidak beberapa lama akan turun menjadi hujan.

Adapun indikator yang mempengaruhi proses cepat atau lambat turun hujan setelah penaburan garam adalah ukuran awan serta kondisi lingkungan di sekitar awan seperti kelembaban, temperatur, kecepatan angin dan supply massa udara.

Dalam pelaksanan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), hujan akan turun lebih cepat jika, setelah awan potensial ditaburi garam, angin berembus tidak terlalu kencang (biasanya kurang dari 10 knot), kelembaban udara memadai, serta supply massa udaranya basah.

Garam atau NaCl berfungsi sebagai inti kondensasi. Butir-butir NaCl akan mengikat uap air dan akan mempercepat pembesaran butir-butir uap air melalui proses tumbukan dan penggabungan.

"Kalau ada bibit-bibit awan dengan lokasi berdekatan dan kita lakukan penyemaian dengan NaCL, maka awan tersebut akan saling membesar dan bergabung juga," kata Sutrisno.

Sejak 3 Januari 2020, BPPT bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI Angkatan Udara dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memulai penanggulangan banjir di wilayah Jabodetabek dengan cara mempercepat penurunan hujan sebelum mencapai wilayah Jabodetabek melalui operasi TMC.

Itulah usaha modifikasi cuaca yang mengubah awan menjadi hujan dengan penaburan garam. (Suara.com/ Liberty Jemadu).

BACA SELANJUTNYA

Apa Saja Dampak Buruk Abu Vulkanik untuk Kesehatan? Ini 5 Risikonya