Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Dunia sains dan teknologi kian membantu para peneliti yang selama beberapa dekade menelitui mumi kuno yang terkubur. Namun karena kurangnya foto saat itu, peneliti tak mengetahui bagaimana mereka terlihat jika hidup.
Berkat teknologi kini peneliti dapat membuat ulang penampilan mumi secara garis besar berdasarkan struktur kerangka mereka.
Tak hanya penampilan saja, namun peneliti juga dapat mendengarkan bagaimana suara mereka. Pencapaian ini berkat karya para peneliti yang berhasil merekonstruksi ''suara''.
Dilansir dari laman Ubergizmo, peneliti berhasil mendengarkan suara mumi Mesir berusia 3.000 tahun secara artifisial atau dikenal sebagai Nesyamun.
Baca Juga
-
Xiaomi Luncurkan Headset Bluetooth Edisi Line, Desainnya Lucu Abis!
-
Jual Maninan Lego Koleksi Suami Tanpa Izin, Netizen: Cari Istri Baru!
-
Ditemukan Mumi Binatang Besar di Mesir, Diduga Singa
-
Mumi dengan Topi Kerucut Ditemukan di Mesir, Fakta Ini Ikut Terkuak
-
Temuan Baru, Ada Tato Tersembunyi pada Mumi Mesir 3 Ribu Tahun
Mumi Mesir ini adalah seorang imam yang hidup di bawah firaun Rameses XI.
Peneliti berhasil menciptakan kembali suaranya dengan rekonstruksi digital dari saluran vokal mumi dan kemudian mencetak 3D.
Menurut Prof David Howard, kepala departemen teknik elektronik di Royal Holloway, Universitas London, ''Apa yang telah kami lakukan adalah menciptakan suara Nesyamun saat ia berada di dalam sarkofagusnya. Itu bukan suara dari pidatonya, karena dia tidak benar-benar berbicara.''
Meski mungkin bukan ciptaan yang paling akurat, ini masih merupakan teknik menarik yang juga bisa diterapkan pada temuan di masa depan.
Salah satu peneliti lain dari departemen arkeologi di University of York, menambahkan beberapa wawasan lebih lanjut tentang signifikansinya.
Menurutnya ini hanya kegembiaraan belaka dan dimensi ekstra yang bisa dibawa ke kunjungan museum.
Namun ide pergi ke museum dan pergi setelah mendengar suara mumi Mesir dari 3.000 tahun yang lalu mungkin adalah hal yang menarik untuk waktu yang lama.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Pakar Ungkap Keresahannya Terkait AI, Bisa Ancam Umat Manusia?
-
Peneliti Ungkap Rahasia untuk Berkomunikasi dengan Kucing, Ini Kuncinya
-
Ilmuwan Temukan Mikroba di Kutub yang Bisa Urai Plastik
-
Pertama di Dunia, Ilmuwan Berhasil Ciptakan Transistor dari Kayu
-
Mencairnya Es di Antartika Bakal Bawa Dampak Buruk ke Laut, Ini Sebabnya
-
Ketar-ketir dengan Starlink-nya Elon Musk, China akan Luncurkan 13000 Satelit
-
Ilmuwan Temukan Microplastik di Pembuluh Darah Manusia, Miris
-
Langit Indonesia Akan Dilintasi Komet Langka pada Awal Februari 2023
-
Penjelasan Peneliti BRIN Soal Pulau Baru Muncul di Tanimbar Usai Gempa Maluku
-
Prediksi Badai Dahsyat yang Picu Polemik, Peneliti BRIN Akhirnya Minta Maaf