Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Fosil kerangka reptil berusia sekitar 230 juta tahun berhasil ditemukan para peneliti.
Peneliti berpendapat, semasa hidupnya, reptil ini sanggup menghancurkan tulang mangsa dengan giginya yang mengerikan.
Menurut mereka, hewan purba ini diibaratkan sebagai T-Rex pada masa itu dan merupakan nenek moyang buaya dan punya panjang mencapai 2 meter.
Oleh para peneliti, hewan ini diberi nama dynamosuchus collisensis. Dikutip dari Mirror, Minggu (2/2/2020), buaya purba ini berjalan dengan empat kaki dan mampu berlari dengan cepat.
Baca Juga
-
Berlangsung Meriah, Ini Juara PES Piala Presiden Esports 2020
-
Isyana Sarasvati Menikah, Hashtag #HariPatahHatiNasional Heboh di Twitter
-
Gelandangan Pakai Narkoba dan Perlihatkan Kelaminnya, Video Ini Bikin Geger
-
Jadi Alasan Pemecatan Helmy Yahya, Ini Bedanya 6 Buaya Afrika dan Indonesia
-
Mengenal Pill Bug, Hewan Berkaki 14 yang Sanggup Kunyah Habis Buaya
Sementara itu, reptil raksasa ini juga memiliki rahang yang kuat dengan gigi yang berfungsi layaknya pedang untuk mencakar dan mengoyak mangsa.
Fosil buaya purba yang berada dalam kondisi yang cukup baik itu ditemukan para peneliti di sekitar Agudo, wilayah selatan Brasil.
"Reptil langka ini adalah penghancur tulang pada masa awal dinosaurus," ujar pemimpin penelitian ini, Dr. Rodrigo Muller dari Federal University of Santa Mari.
"Gigi mereka yang besar diadaptasi untuk memakan daging. Tapi kecepatan gigitannya lambat, mengindikasikan mereka juga makan bangkai," sambungnya.
Ia menambahkan, fosil buaya purba ini diperkirakan hidup di antara zaman dinosaurus pertama. Sedangkan perbedaan besar hewan ini dengan buaya modern bisa dilihat dari kakinya yang lebih panjang dan tegak.
"Kaki mereka tegak, berbeda dari postur buaya modern. Hewan ini dapat berlari dengan tegak," lanjut Dr. Muller.
"Mereka hidup berdampingan dengan dinosaurus tertua yang panjangnya sekitar 1,5 meter. Jadi, dynamosuchus dulu adalah binatang yang besar dibandingkan mereka," tandasnya.(Suara.com/Tivan Rahmat)
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Pakar Ungkap Keresahannya Terkait AI, Bisa Ancam Umat Manusia?
-
Peneliti Ungkap Rahasia untuk Berkomunikasi dengan Kucing, Ini Kuncinya
-
Ilmuwan Temukan Mikroba di Kutub yang Bisa Urai Plastik
-
Pertama di Dunia, Ilmuwan Berhasil Ciptakan Transistor dari Kayu
-
Mencairnya Es di Antartika Bakal Bawa Dampak Buruk ke Laut, Ini Sebabnya
-
Ketar-ketir dengan Starlink-nya Elon Musk, China akan Luncurkan 13000 Satelit
-
Ilmuwan Temukan Microplastik di Pembuluh Darah Manusia, Miris
-
Langit Indonesia Akan Dilintasi Komet Langka pada Awal Februari 2023
-
Penjelasan Peneliti BRIN Soal Pulau Baru Muncul di Tanimbar Usai Gempa Maluku
-
Prediksi Badai Dahsyat yang Picu Polemik, Peneliti BRIN Akhirnya Minta Maaf