Jum'at, 19 April 2024
Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta : Sabtu, 04 April 2020 | 07:15 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Kamp Nazi yang hanya berupa reruntuhan bangunan, bunker, atau lorong-lorong sempit selalu menarik perhatian ilmuwan. Untuk pertama kalinya sejak tahun 1945, peneliti menyelidiki kengerian yang terjadi di satu-satunya kamp Nazi di tanah Inggris.

Channel Islands atau Kepulauan Channel adalah sebuah kepulauan di lepas pantai utara Prancis, di mana merupakan satu-satunya tanah Inggris yang berhasil diduduki oleh Nazi Jerman selama Perang Dunia Kedua.

Sebelumnya, tidak banyak diketahui bahwa salah satu pulaunya, Alderney, menjadi tempat bagi beberapa kamp kerja paksa dan dua kamp konsentrasi, salah satunya disebut Sylt atau Lager Sylt.

Bahkan National Geographic, juga menjuluki kamp ini sebagai "A Fotgotten Camp" atau "Kamp yang Terlupakan".

Tim arkeolog dari Staffordshire University di Inggris baru-baru ini melakukan penelitian untuk mempelajari situs dan pengalaman orang-orang yang dipenjara di Lager Sylt.

Foto modern bekas kamp NAZI di salah satu tanah jajahan Inggris, perbatasan Inggris dan Prancis. (Cambridge.org/ Journal Antiquity)

Penelitian mereka telah diterbitkan pada jurnal terbuka publik Antiquity di situs resmi Cambridge.org.

Ilmuwan menggunakan survei geofisika dan LiDAR (Light Detection and Ranging) serta foto-foto pengintaian udara yang tidak diklasifikasikan pada akun sejarah tertulis, untuk membuat peta terperinci Sylt selama Perang Dunia Kedua.

Dokumentasi resmi oleh Schutzstaffel (SS) Nazi menunjukkan 103 orang tewas selama pendudukan Nazi di Alderney.

Namun penelitian menggunakan sumber-sumber lain menunjukkan bahwa setidaknya 700 orang telah tewas pada kamp tersebut.

Dilansir dari IFLScience, penelitian terbaru menunjukkan bahwa kamp mengalami perluasan yang sangat cepat dalam ukuran dan kapasitasnya.

Rekonstruksi 3D dari kamp Nazi di Sylt. (Staffordshire University/ Journal Antiquity)

Awalnya, pulau ini digunakan oleh Nazi Jerman untuk menampung ratusan pekerja dan tahanan Eropa Timur, tetapi pulau tersebut jatuh di bawah wewenang SS pada tahun 1943.

Sebagai referensi, SS adalah organisasi keamanan dan militer besar milik Partai Nazi Jerman di mana Adolf Hitler pernah memakainya sebagai satuan pengawal pribadi.

Penelitian menunjukkan bahwa barak menjadi sempit, dengan ruang kurang dari 16 kaki persegi atau 1,5 meter persegi untuk setiap orang.

Kebersihan yang buruk di penjara ini diperkirakan telah berkontribusi terhadap berjangkitnya tipus dan penyakit menular yang disebarkan oleh kutu serta tungau, di mana penyakit tersebut diperkirakan telah menewaskan hingga 200 orang.

Cukup mencengangkan, peneliti juga melampirkan saksi hidup mengenai seseorang yang pernah menjadi tahanan di Sylt.

Lorong-lorong pada kamp Nazi. (Staffordshire University/ Journal Antiquity)

"Di barak saya, ada sekitar seratus lima puluh orang, atau mungkin lebih. Kami memiliki selimut jerami dan sepanjang waktu di Alderney, kami menderita dengan serbuan kutu," kata Wilhelm Wernegau, seorang saksi hidup dan mantan tahanan Nazi.

Penelitian juga menyoroti berbagai jenis bangunan di kamp. Fasilitas tahanan kamp yang buruk berbanding terbalik dengan kokohnya kandang-kandang kuda milik personel SS.

Salah satu fitur yang membingungkan adalah terowongan sempit dengan penerangan listrik yang berawal dari dalam pemandian penjaga ke luar dinding kamp.

Tidak jelas mengenai tujuan dari terowongan, namun diduga itu digunakan untuk menyelundupkan perempuan dari rumah bordil kepada para penjaga.

Penelitian dari kamp Nazi bisa memberikan kita banyak pengetahuan terutama dari sisi bangunan serta perlakuan dan penyiksaan mereka terhadap para tahanan.

BACA SELANJUTNYA

3 Mumi yang Jadi Korban Ritual Sadis di Masa Lampau, Kisahnya Bikin Merinding