Jum'at, 29 Maret 2024
Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta : Rabu, 08 April 2020 | 17:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Gletser Antartika mencair dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan ngarai terdalam penuh dengan batu di benua itu bisa membuat masalah menjadi lebih buruk.

Dalam sebuah studi yang diterbitkan 23 Maret dalam jurnal Geophysical Research Letters, para peneliti menggunakan data satelit yang dikumpulkan lebih dari 20 tahun untuk memantau es di Denman Glacier.

Gletser tersebut merupakan aliran es sepanjang 20 kilometer di Antartika Timur yang lengkap dengan berbagai batuan di dasarnya.

Para peneliti menemukan bahwa, tidak hanya sisi barat gletser Denman yang berkurang hampir 3 mil (5 km) antara tahun 1996 dan 2018, tetapi ngarai dalam yang ada di bawah gletser dapat menyebabkan gletser mencair lebih cepat daripada yang dapat dipulihkan.

Sisi barat Denman Glacier mengalir di atas ngarai terdalam di Bumi.

Palung Denman (strip biru tua) menenggelamkan sekitar 3.500 meter gletser di bawah permukaan laut dan menjadi pemakaman gletser besar yang sekarat. (NASA's Scientific Visualization Studio)

Kedalaman ngarai setidaknya 11.000 kaki (3.500 meter) di bawah permukaan laut dan dikenal sebagai "palung Denman".

Namun, ketika tepi gletser terus mundur semakin jauh ke bawah lereng, air laut yang hangat akan mengalir ke ngarai, menghantam bagian gletser yang lebih besar.

Itu secara bertahap akan mengubah palung Denman menjadi "mangkuk lelehan raksasa".

Skenario ini, tulis para peneliti, dapat memulai putaran umpan balik yang mencair di mana pada akhirnya mengembalikan semua es Denman Glacier ke laut.

Ilustrasi Denman Glacier. (Jurnal Geophysical Research Letters)

Hal tersebut dapat berisiko dalam berkontribusi menambah 1,5 meter kenaikan permukaan laut global.

"Karena bentuk daratan di bawah sisi barat Denman, ada potensi pengurangan atau pemunduran yang sangat cepat. Itu berarti peningkatan besar permukaan laut global di masa depan," kata Virginia Brancato, seorang penulis studi sekaligus ilmuwan dari NASA's Jet Propulsion Laboratory.

Menurut laporan dari Space.com, Denman telah kehilangan lebih dari 268 miliar ton (2,43 metrik ton) es dalam rentang dua dekade (1996 hingga 2018).

Jika tren pemanasan global saat ini terus berlanjut, palung itu bisa menjadi malapetaka bagi gletser Denman.

Dilansir dari Live Science, lapisan es yang mencair semakin cepat, membuat gletser juga rentan terhadap keruntuhan.

Sisi timur Denman relatif stabil dalam pencairannya. Namun di sisi barat gletser, sebanyak 5 kilometer lapisan es telah tenggelam dan jatuh sebagian ke bawah lereng palung Denman yang besar.

Sebelumnya, ilmuwan menganggap ancaman dari Denman Glacier "relatif jinak" jika dibandingkan dengan gletser Pine Island dan Thwaites.

Namun berdasarkan penelitian terbaru, gletser yang diberi nama Denman Glacier ini bisa menjadi ancaman yang diperhitungkan terkait naiknya permukaan laut global di masa depan.

BACA SELANJUTNYA

Ditemukan Senjata dan Tempat Persembunyian Berusia 1.700 Tahun, Tersimpan dalam Gletser