Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Astronom asal China bernama Li Guangwei belum lama ini menemukan hal unik dalam pemantauan galaksi. Diketahui, para astronom ini menemukan bintang paling cepat di galaksi Bima Sakti.
Berdasarkan data dari Large Sky Area Multi Object Fiber Spesctroscopic Telescope (LAMOST) yang ada di Xinglong, Provinsi Hebei, China Utara, bintang paling cepat ini lalu ditemukan.
Mengutip Xinhuanet.com, bintang paling cepat di galaksi Bima Sakti ini lalu diberi nama LAMOST J040643.69+542347.8. Astronom ini memperkirakan kecepatan rotasi 540 kilometer per detik atau sekitar 100 kilometer per detik.
Kecepatan bintang ini dianggap lebih cepat jika dibandingkan dengan pemegang rekor sebelumnya yaitu bintang HD 191423.
Baca Juga
Li Guangwei yang berasal dari Associate Researcher di Observatorium Astronomi Nasional di Akademi Ilmu Pengetahuan China menjelaskan bahwa bintang ini berukuran besar dan memiliki suhu yang tinggi.
Melansir dari Chinadaily.com, bintang ini memiliki bentuk bulat yang tidak sempurna karena kecepatan putaran yang sungguh luar biasa. Bintang paling cepat ini juga memiliki radius khatulistiwa yang lebih panjang dari jari-jari kutub.
Tugas radius khatulistiwa ini bergna untuk menghasilkan gravitasi lebih tinggi di wilayah kutub dan gravitasi lebih rendah.
Bintang paling cepat di galaksi Bima Sakti ini berada sekitar 30.000 tahun cahaya dari Matahari dan bergerak menjauh dari tempat lahirnya dengan kecepatan 120 kilometer per detik. Kemungkinan, bintang ini berasa dari sistem biner.
Lebih lanjut, bintang tersebut berputar dengan cara mengumpulkan material-material dari bintang lainnya di sistem biner. Bintang ini dilepas saat ledakan supernova terjadi di akhir kehidupan bintang itu.
Cukup menakjubkan, temuan bintang paling cepat di galaksi Bima Sakti ini lalu diterbitkan di Astrophysical Journal Letters. Penelitian lebih lanjut lalu dilakukan untuk kebutuhan pembelajaran di masa depan.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Apakah Pluto Termasuk Planet atau Tidak? Jadi Perdebatan Astronom dan Ilmuwan
-
Ilmuwan Ungkap Adanya Migrasi Bintang di Galaksi Andromeda, Ini Sebabnya
-
Komet Langka Besok Melintasi Langit Indonesia, Terlihat 50.000 Tahun Sekali
-
Posting Video Meteor, Astronom Ini Malah Diblokir Twitter: Dituduh Mengunggah Konten Porno
-
Saking Banyaknya, Astronom Khawatir Ribuan Satelit Elon Musk Bisa Tabrak Pesawat
-
Ilmuwan Temukan Teori Baru tentang Terbentuknya Bulan, Ada Fakta Mencengangkan
-
Astronom Ingin Memancing Meteorit dari Laut Pakai Magnet
-
Hari Ini Asteroid Raksasa Bakal Meluncur Melewati Bumi, Berukuran Dua Lapangan Bola
-
Mengenal Apa itu Black Hole, Lubang Hitam yang Akhirnya Nampak dan Bisa Diamati
-
Komet Terbesar Berusia Miliaran Tahun Meluncur ke Arah Bumi