Sabtu, 27 April 2024
Dinar Surya Oktarini | Amelia Prisilia : Kamis, 16 April 2020 | 08:15 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Ledakan bintang raksasa atau supernova paling cerah di galaksi belum lama ini ditemukan oleh para ilmuwan. Penemuan ini lalu menjadi temuan baru dalam sejarah ilmu pengetahuan.

Supernova paling cerah di galaksi ini diberi nama SN2016aps dan berjarak sekitar 3,6 miliar tahun cahaya dari Bumi.

Temuan menakjubkan ini diungkap pertama kali oleh seorang astronom dari Center for Astrophysics yang dimuat dalam jurnal Nature. Supernova ini lalu diklaim sebagai yang paling cerah di galaksi.

Mengutip Live Science, jika pada umumnya, supernova memiliki tingkat radiasi kurang dari 1 persen dari energi total. Sedangkan di SN2016aps ini justru memiliki tingkat radiasi lima kali lebih besar.

Dengan energi sebesar ini, supernova paling cerah tersebut menjadi cahaya paling banyak yang pernah dikeluarkan oleh sebuah supernova.

Ilustrasi galaksi di alam semesta. (Pixabay)

Cara pengukuran supernova ini ada dua yaitu dengan mengukur energi total dari ledakan serta menghitung jumlah energi yang dikeluarkan dalam bentuk cahaya atau radiasi yang diamati.

Awalnya, para ilmuwan mengira bahwa supernova ini sebagai pulsational pair-istability atau fenomena saat dua bintang raksasa menyatu dan meledak.

Catatan para ilmuwan mengungkap bahwa temuan supernova paling cerah ini ditemukan pertama kali pada tahun 2016 lalu menggunakan Panoramic Survey Telescope and Rapid Response System di Hawaii.

Ilustrasi galaksi. (pixabay/skeeze)

Setelah itu, supernova paling cerah ini lalu diamati selama dua tahun oleh teleskop antariksa Hubble milik NASA.

Penemuan supernova paling cerah di galaksi ini adalah salah satu penemuan yang disambut baik oleh para ilmuwan karena membuka pintu penelitian baru lainnya di masa depan. Hingga kini, penelitian terkait supernova tersebut terus dilakukan.

BACA SELANJUTNYA

Virus dari Permafrost Siberia Masih Bisa Hidup Lagi dan Berbahaya bagi Manusia