Kamis, 18 April 2024
Agung Pratnyawan : Jum'at, 24 April 2020 | 12:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Pemanasa global masih jadi ancaman di masa depan, bukan hanya untuk manusia namun juga Bumi. Para ilmuwan telah mengingatkan dampak pemanasan global kepada kutub utara.

Dilansir dari USA Today, Kamis (23/4/2020), ilmuan memperdiksi es di Samudra Artik Kutub Utara akan sepenuhnya mencair dalam 30 tahun ke depan.

Menurut ilmuwan, pencairnya es di Samudra Artik Kutub Utara ini tidak lain akibat pemanasan global. Yang mengindikasikan pemanasan global masih jadi ancaman serius.

Prediksi itu telah memasukan asumsi apabila manusia turut berusaha menurunkan emisi global untuk menjaga suhu bumi tak melonjak lebih dari dua derajat celcius.

Menurut Bruno Tremblay dari departemen ilmu atmosfer dan kelautan McGill University, penyusutan jumlah es di Artik semakin menyulitkan hidup spesies di sana.

Ilustrasi es di Kutub Utara. [Shutterstock]

"Saat es di Samudra Artik mencair setiap tahunnya, itu membuat hidup spesies hewan yang bergantung pada es semakin sulit," jelas Tremblay dilansir USA Today, Kamis (23/4/2020).

Sejak satelit mulai mencatat statistik bentangan es pada 1979, es di Kutub Utara sudah kehilangan 40 persen wilayah dan 70 persen volumenya pada musim panas, sebagaimana dilansir The Guardian.

"Apabila kita mengurangi emisi global dengan cepat dan substansial, es di Kutub Utara kemungkinan akan hilang di musim panas bahkan sebelum tahun 2050," tandasnya.

Studi ini merupakan hasil analisis dari 40 model komputer perihal iklim dan melibatkan 21 lembaga penelitian dari seluruh dunia.

Jurnal ilmiah itu diterbitkan dalam Geophysical Research Letters, sebuah publikasi dari American Geophysical Union.

Itulah peringatan ilmuwan pada pemanasan global yang membahayakan Bumi. Terlebih ilmuwan memprediksi es di kutub utara akan menghilang sebelum 2050. (Suara.com/ Arief Apriadi)

BACA SELANJUTNYA

Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet