Jum'at, 29 Maret 2024
Agung Pratnyawan | Amelia Prisilia : Sabtu, 09 Mei 2020 | 04:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Ilmuwan asal Jepang baru-baru ini menemukan bukti kehidupan Planet Mars di Antartika. Cukup mengejutkan, penemuan ini jelas saja menimbulkan tanya bagi banyak orang.

Pendapat terkait penemuan bukti kehidupan di Planet Mars ini bermula dari ditemukannya kandungan nitrogen dan karbon dalam jumlah besar pada meteorit dari Planet Mars di Antartika.

Penemuan kandungan nitrogen dan karbon di Antartika ini sama persis dengan yang ditemukan di laut kuno di Planet Mars.

Adanya kandungan nitrogen dan karbon di Antartika ini diduga berasal dari sebuah meteorit berusia 4 miliar yang jatuh ke Antartika pada 15 juta tahun yang lalu. Setelah cukup lama, meteorit ini baru ditemukan oleh para ilmuwan pada tahun 1984 lalu.

Dilansir dari Live Science, mengenai sumber kedatangan meteorit ini memang menimbulkan perdebatan antara para ilmuwan. Entah apa benar berasal dari Planet Mars atau hasil kontaminasi organisme Bumi.

Planet Mars. (Wikipedia/NASA)

Karena telah tersimpan cukup lama di Antartika yang dipenuhi es, kemungkinan besar meteorit ini telah terkontaminasi hingga memiliki kandungan nitrogen dan karbon yang cukup banyak.

Namun, berdasarkan hasil penelitian tim ilmuwan Jepang, terungkap bahwa senyawa organik pada meteorit tersebut benar berasal dari Planet Mars.

Sebagian besar nitrogen yang ditemukan di Planet Mars ini terkunci dalam gas nitrogen inert (N2) atau pada senyawa kimia dari tanah di Planet Mars tersebut.

Fakta mengerikan Antartika. (Pixabay/MemoryCatcher)

Untuk menemukan fakta lainnya terkait penemuan meteorit dengan kandungan nitrogen dan karbon di Antartika ini, para ilmuwan melakukan penelitian serius di laboratorium class-100 dengan sistem pengontrol aliran udara untuk menjaga kualitas.

Masih menjadi perdebatan, penelitian terkait bukti kehidupan Planet Mars di Antartika ini terus dilakukan demi mendapat berbagai informasi terbaru lainnya.

BACA SELANJUTNYA

Ilmuwan Temukan DNA Organisme Laut Tertua di Dunia, Penelitian di Kutub Selatan Jadi Kunci