Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Sesuatu yang berkilau biasanya sangat menarik untuk dipandang atau mungkin dimakan. Seorang peneliti dan juga pendiri perusahaan keamanan internet memukau netizen dengan menunjukkan hasil akhir mengenai cokelat yang bisa berkilau.
Cokelat tersebut menampakkan efek yang dinamakan sebagai Iridescence atau sering dikenal sebagai goniochromism.
Iridescence merupakan sebuah fenomena di mana permukaan tertentu secara bertahap berubah warna ketika sudut pandang atau sudut iluminasi berubah.
Keberadaan cokelat berkilau ini bermula dari peneliti asal Universitas Teknik Konfederasi Zürich (ETH Zürich) yang bereskperimen pada cokelat berkilau.
Baca Juga
Pada akhir Desember 2019, peneliti dari ETH Zurich, Swiss berhasil menciptakan kubus cokelat berkilau yang menampakkan efek pelangi.
Output yang sama dilakukan oleh Samy Kamkar, pendiri perusahaan keamanan internet Openpath.
Samy Kamkar bahkan mengunggah cara yang diklaim "lebih mudah" melalui Twitter.
Postingan yang dibagikan viral di Twitter setelah mendapatkan lebih dari 9.500 Retweet dan 50 ribu Like.
"Siapa pun bisa melakukan ini di rumah. Tidak ada lapisan khusus. Tidak ada bahan khusus. Ini adalah tekstur permukaan dari cokelat itu sendiri yang memproduksinya," kata Samy Kamkar kepada New York Post.
Langkah pertama yang dilakukan Kamkar adalah mendidihkan cokelat.
Dengan melelehkan dan mendinginkan cokelat, kristalnya dapat memecah dan kemudian membentuk kembali menjadi struktur yang mengoptimalkan kehalusan dan kemilau.
Kemudian Kamkar menempatkan cokelat di ruang hampa udara untuk menghentikan pembentukan gelembung udara (meskipun ia menjelaskan bahwa ini mungkin bukan langkah yang harus diperlukan).
Sejauh ini, tidak ada pelangi, tetapi di sinilah fisika masuk.
Kamkar memotong dengan laser sebuah cetakan jamur 3D dengan pola gelombang gigi gergaji mikroskopis.
Pola itu akan tercetak pada permukaan cokelat saat dituangkan ke dalam.
Bukan bentuk jamur yang menghasilkan kilauan, melainkan permukaan cokelat berlekuk yang notabene adalah kisi difraksi.
Dikutip dari IFLScience, ketika cahaya putih mencapai batas yang sama ukurannya dengan panjang gelombang (dengan urutan seratus nanometer), warna-warna komponen akan menyebar (berdifraksi) pada sudut yang berbeda.
Jika beberapa batas seperti ini diberi jarak yang sama pada suatu objek (kisi difraksi), maka jalur cahaya yang mengalami difraksi akan secara konstruktif saling mengganggu.
Itu akan mengintensifkan pita cahaya yang terpisah sehingga menghasilkan efek pelangi.
"Ini adalah cicipan difraksi terbaik yang bisa kita lihat," kata David A. Weitz, seorang profesor fisika di Harvard University.
Pada penelitian dari ETH Zurich dalam versi kubus cokelat, ilmuwan mengklaim bahwa cokelat dengan efek berkilau siap ditingkatkan untuk skala industri dan mereka sudah dalam proses diskusi dengan "produsen cokelat ternama".
Terkini
- Implan Chip ke Otak Buatan Elon Musk Disetujui FDA, Ngeri-Ngeri Sedap
- Anda Lebih Sering Digigit Nyamuk daripada Orang Lain? Ini Sebabnya
- Apa Itu Gerak Semu Matahari? Apa Saja Efeknya?
- Anak yang Diberi Smartphone Sejak Dini Rentan Alami Masalah Kejiwaan, Menurut Studi
- Bikin Industri China Tak Tunduk Walau Panen Sanksi, Apa Itu RISC-V?
- Deretan Jenis Manusia Purba yang Ada di Indonesia, Ada Apa Saja?
- Apa Perbedaan Solid State Battery dengan Baterai Litium Ion Biasa?
- Sederet Tanda Anda Harus Berhenti Main HP, Waspadai Mata Lelah
- Mengapa Orang Mengalami Nyeri Otot setelah Olahraga?
- Mengenal Rabies: Binatang Apa Saja yang Jadi Sumber Penularan? Apa Gejalanya?
Berita Terkait
-
Ilmuwan Temukan Mikroba di Kutub yang Bisa Urai Plastik
-
Ilmuwan Ungkap Ada Samudra di Bawah Permukaan Satelitnya Uranus, Ada Makhluk Hidup?
-
Ilmuwan Ungkap Struktur Inti Bulan, Hasilnya Mengejutkan
-
Pertama di Dunia, Ilmuwan Berhasil Ciptakan Transistor dari Kayu
-
Siapa Ibnu Al Haitam? Ternyata Kontribusinya di Bidang Optik Bikin Tercengang
-
Mencairnya Es di Antartika Bakal Bawa Dampak Buruk ke Laut, Ini Sebabnya
-
Ilmuwan Ungkap bahwa Tikus di New York Mulai Bisa Terjangkit Covid
-
Virus dari Permafrost Siberia Masih Bisa Hidup Lagi dan Berbahaya bagi Manusia
-
Ilmuwan Australia Hasilkan Listrik dari Udara, Ini Resep Rahasianya
-
Apakah Gempa Bisa Diprediksi? Ini Kata Ilmuwan Soal Potensi Gempa di Indonesia