Kamis, 25 April 2024
Agung Pratnyawan : Jum'at, 03 Juli 2020 | 12:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sepanjang Juni 2020, Indonesia terjadi 667 gempa tektonik. Jumlah yang lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya.

Menurut catatan BMKG, selama Mei 2020 terjadi 557 kali gempa tektonik. Nampak terjadi peningkatan aktivitas tektonik pada Juni 2020.

Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menjelaskan bahwa selain lebih sering, gempa yang terjadi di Juni 2020 juga lebih kuat ketimbang sebulan sebelumnya.

"Selama bulan Juni 2020 terjadi gempa signifikan dengan kekuatan di atas 5,0 sebanyak 16 kali. Jumlah gempa signifikan ini jumlahnya meningkat dari bulan sebelumnya Mei 2020 sebanyak 13 kali," jelas Daryono pekan ini.

Gempa yang guncangannya dirasakan oleh masyarakat sebanyak 64 kali dalam berbagai variasi magnitudo dan kedalaman. Jumlah gempa dirasakan ini meningkat dari bulan sebelumnya Mei 2020 sebanyak 63 kali.

Di sepanjang Juni 2020 terjadi gempa kecil dengan kekuatan di bawah magnitudo 5,0 sebanyak 651 kali. Jumlah gempa ini meningkat dari bulan sebelumnya Mei 2020 sebanyak 564 kali.

Dari seluruh gempa itu, ada dua gempa merusak yakni di Sabang, Aceh pada 4 Juni dengan magnitudo 4,8 dan Gempa Maluku Utara, juga pada 4 Juni, dengan magnitudo 6,8.

BMKG mencatat pusat gempa (tanda bintang merah) yang mengakibatkan gempa bumi bermagnitudo 5,0 terjadi di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Senin dini hari (22/06-2020) [bmkg.go.id].
 

Zona aktif gempa tektonik selama pada bulan Juni 2020 mencakup wilayah: Aceh-Sabang, Bengkulu-Lampung, Selatan Banten - Jawa Barat, Selatan Jawa Timur, Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Banda, Palu, Poso, Morowali, Maluku Utara, Sulawesi Utara, dan Mamberamo Papua.

"Zona aktif gempa ini bisa saja berlanjut hingga bulan Juli, tetapi bisa jadi segera meluruh aktivitasnya," beber dia.

Dalam upaya monitoring aktivitas gempa di wilayah Indonesia, saat ini BMKG mengoperasikan 372 sensor seismograf.

Sedangkan untuk menyebarluaskan informasi gempabumi dan peringatan dini tsunami, BMKG saat ini mengoperasikan 590 peralatan diseminasi informasi yang terdiri dari Digital Video Broadcast (DVB) sebanyak 205 lokasi, Warning Receiver System (WRS) sebanyak 70 lokasi dan WRS NewGen - Realtime sebanyak 315 lokasi yang dipasang pada 2019.

Itulah catatan BMKG yang mendapati terjadinya peningkatan jumlah gempa tektonik pada Juni 2020 dibandingkan bulan sebelumnya. (Suara.com/ Liberty Jemadu).

BACA SELANJUTNYA

Gempa M 6.4 Guncang Yogyakarta, Langsung Diikuti Beberapa Gempa Susulan