Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Mencari batu meteorit yang berhasil mencapai permukaan Bumi tidaklah mudah, namun peneliti dari Curtin University, Australia berhasil menemukan dua meteorit hanya dalam waktu dua minggu.
Temuan ini dengan mudah ditemukan dengan bantuan kamera milik Desert Fireball Network (DFN) yang mengamati kapan meteor masuk atmosfer, para ilmuwan dapat memprediksi di mana bagian meteorit yang akan jatuh ke permukaan Bumi.
Tim ahli biasanya mencari meteorit dari Maret hingga Oktober, tetapi musim perburuan harus ditunda karena pandemi virus Corona (Covid-19). Setelah aturan lockdown dilonggarkan, para ilmuwan pun memanfaatkan kesempatan tersebut untuk berburu meteorit.
Astronom bernama Dr Hadrien Devillepoix dan ahli geologi planet Dr Anthony Lagain, mengunjungi daerah dekat Madura di Australia Barat untuk mengintai dengan drone dan secara mengejutkan, menemukan satu batu ruang angkasa dalam perjalanan kembali ke mobil.
Baca Juga
-
Pergoki Pacarnya dengan Pria Lain, Ending Kisah Ini Justru Bikin Shock
-
WhatsApp Uji Coba Fitur ''Mute Selamanya'' untuk Android
-
Huawei Better World Summit 2020: Sinergi dan Memikul Tanggung Jawab Bersama
-
NASA Ingin Kembalikan Meteorit Barusia 700 Ribu Tahun ke Mars, Kenapa?
-
Kapan Waktu Terbaik untuk Lihat Hujan Meteor Parseid di Jakarta?
"Saya pikir Anthony mempermainkan saya dengan menanam salah satu meteorit palsu yang kami gunakan untuk sesi pelatihan drone. Tetapi setelah diperiksa lebih dekat, terbukti bahwa batu 2,4 kilogram yang kita temukan itu ternyata memang meteorit," kata Dr Devillepoix, seperti dikutip dari IFL Science, Selasa (4/8/2020).
Berkat DFN, para ilmuwan dapat menemukan batu ruang angkasa dan mengetahui orbitnya sebelum menghantam Bumi. Batuan tersebut dikonfirmasi sebagai bagian dari keluarga Aten yang melintasi orbit Bumi, tetapi sering menghabiskan waktunya lebih dekat ke orbit Venus.
Batuan kedua ditemukan dua minggu kemudian, ketika Dr Martin Towner memimpin tim beranggotakan enam orang untuk mencari meteorit yang jatuh pada 18 November 2019. Lokasi potensial jatuhnya meteorit tersebut diperkirakan di sekitar bandara North-West of Forrest, di tengah Nullarbor Plain, Australia.
Para ilmuwan berhasil menemukan batu ruang angkasa seberat 300 gram setelah melakukan pencarian selama empat jam. Para ahli memperkirakan bahwa itu berasal dari bagian tengah sabuk asteroid utama.
Kini tim sedang menganalisis batuan ini untuk dipelajari lebih lanjut. (Suara.com/Lintang Siltya Utami)
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Pakar Ungkap Keresahannya Terkait AI, Bisa Ancam Umat Manusia?
-
Peneliti Ungkap Rahasia untuk Berkomunikasi dengan Kucing, Ini Kuncinya
-
Ilmuwan Temukan Mikroba di Kutub yang Bisa Urai Plastik
-
Pertama di Dunia, Ilmuwan Berhasil Ciptakan Transistor dari Kayu
-
Mencairnya Es di Antartika Bakal Bawa Dampak Buruk ke Laut, Ini Sebabnya
-
Ketar-ketir dengan Starlink-nya Elon Musk, China akan Luncurkan 13000 Satelit
-
Ilmuwan Temukan Microplastik di Pembuluh Darah Manusia, Miris
-
Langit Indonesia Akan Dilintasi Komet Langka pada Awal Februari 2023
-
Penjelasan Peneliti BRIN Soal Pulau Baru Muncul di Tanimbar Usai Gempa Maluku
-
Prediksi Badai Dahsyat yang Picu Polemik, Peneliti BRIN Akhirnya Minta Maaf