Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Berpotensi bertabrakan dan bisa saja merusak Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), para ilmuwan tengah mencari cara agar bisa melacak keberadaan sampah luar angkasa.
Saat ini, banyak ilmuwan menembakkan laser ke antariksa adalah salah satu cara untuk puing-puing luar angkasa.
Ketika laser mengenai suatu obyek, ia akan memantul kembali, sehingga para ilmuwan dapat mendeteksi respons itu dan mencatatnya sebagai sampah luar angkasa.
Sayangnya, tingkat akurasi teknik masih rendah dan sulit untuk menentukan lokasi obyek berdasarkan respons laser. Untuk meningkatkan efektivitas metode laser, para ilmuwan kini membekali sinar laser tersebut dengan lensa yang dirancang mampu mendeteksi pantulan sinar matahari dari obyek.
Baca Juga
-
Rencana Microsoft Akuisisi TikTok, Ini Peringatan Bill Gates
-
Beli iPhone Dummy karena Nggak Baca Deskripsi, Netizen Ini Malah Protes
-
Facebook Gaming Diluncurkan di iOS, Performanya Lumpuh
-
Misi Luar Angkasa China Ke-22, Luncurkan Satelit Observasi Baru
-
Tuntaskan Misi, Astronot NASA Lakukan Spacewalk di Stasiun Luar Angkasa
Namun, ini hanya dapat dilakukan selama pagi hari hingga senja, karena instrumen pencitraan bersumber dari cahaya Matahari saja.
Makalah yang diterbitkan di Nature Communications, menuliskan bahwa para peneliti menjelaskan bagaimana mereka menemukan metode baru untuk melacak sampah luar angkasa di siang bolong. Mereka membangun sistem pencitraan khusus dengan filter yang memungkinkan melihat bintang di siang hari.
"Obyek puing-puing ruang divisualisasikan dengan latar belakang langit biru dan bias yang dikoreksi secara real-time," tulis para peneliti, sebagaimana dikutip dari New York Post, Minggu (9/8/2020).
Menurut para ilmuwan, jika lokasi sampah luar angkasa sudah diketahui dengan pasti, ini akan memudahkan badan antariksa yang ingin menjelajahi Tata Surya dengan lebih aman, apalagi jika misi melibatkan awak manusia.
Beberapa bagian satelit yang tidak berfungsi, seperti bangkai roket rusak hingga pecahan antariksa menjadi sampah yang kini berserakan di luar angkasa. (Suara.com/Tivan Rahmat)
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
-
Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
-
Ilmuwan Ungkap Ada Samudra di Bawah Permukaan Satelitnya Uranus, Ada Makhluk Hidup?
-
Ilmuwan Ungkap Struktur Inti Bulan, Hasilnya Mengejutkan
-
Siapa Ibnu Al Haitam? Ternyata Kontribusinya di Bidang Optik Bikin Tercengang
-
Ilmuwan Ungkap bahwa Tikus di New York Mulai Bisa Terjangkit Covid
-
Virus dari Permafrost Siberia Masih Bisa Hidup Lagi dan Berbahaya bagi Manusia
-
Ilmuwan Australia Hasilkan Listrik dari Udara, Ini Resep Rahasianya
-
Apakah Gempa Bisa Diprediksi? Ini Kata Ilmuwan Soal Potensi Gempa di Indonesia
-
Ilmuwan Temukan Koridor Misterius di Piramida Cheops Mesir