Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Development Programme/UNDP) dan Aliansi Telemedik Indonesia (ATENSI) telah menjalin kolaborasi dalam mendorong perkembangan industri telemedisin di Indonesia.
Kolaborasi UNDP dan organisasi telemedisin yang beranggotakan 28 aplikasi kesehatan digital ini telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU).
Penandatanganan MoU ini dilakukan secara virtual oleh Norimasa Shimomura selaku UNDP Resident Representative dan Prof. Purnawan Junadi selaku Ketua ATENSI. Acara ini juga turut disaksikan oleh dr. Mariya Mubarika, Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Sumber Daya Manusia Kesehatan,
Prof. DR. Dr. Abdul Razak Thaha, MSc., SpGK, DR. Dr. Bayu Prawira Hie, MBA, dan juga pimpinan dari pelaku telemedisin terdepan di Indonesia seperti diantaranya Jonathan Sudharta dari Halodoc, Suci Arumsari dari Alodokter, dan Danu Wicaksana dari Good Doctor.
Baca Juga
Dalam pidato pembukanya, dr. Mariya Mubarika, Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Sumber Daya Manusia Kesehatan, menyampaikan pandangannya terhadap akselerasi perkembangan telemedisin di tanah air. "Telemedisin merupakan medium yang mampu membantu negara ini mewujudkan visi dalam memberikan akses kesehatan yang merata bagi masyarakat, baik di kota besar maupun wilayah terpencil. Meskipun telemedisin telah sukses membuktikan peranannya yang signifikan dalam melengkapi fasilitas kesehatan offline selama pandemi, kita harus tetap memastikan bahwa pertumbuhan sektor ini berkelanjutan sehingga dapat terus membantu melengkapi sistem pelayanan kesehatan di tanah air. Oleh karena itu, kerja sama antara UNDP dengan ATENSI merupakan sebuah langkah strategis yang perlu dilakukan untuk membangun ekosistem kesehatan yang lebih terpadu."
Berdasarkan kesepakatan, UNDP dan ATENSI akan beraliansi untuk mendapatkan data dan informasi terverifikasi serta melakukan upaya advokasi bagi sektor ini. Informasi ini akan menjadi landasan bagi peraturan yang dibutuhkan untuk membuat ekosistem telemedisin di Indonesia semakin maju.
Dengan adanya kerja sama ini, maka akan semakin banyak masyarakat Indonesia yang dapat memanfaatkan layanan telemedisin, sehingga juga dapat turut menciptakan sektor telemedisin yang lebih terintegrasi di Indonesia.
"Industri telemedisin di Indonesia masih berada di tahap perkembangan awal. Namun demikian, selama pandemi COVID-19, industri ini telah menjadi faktor kunci dalam membantu masyarakat untuk mendapatkan akses kesehatan. Ada banyak hal yang belum kita ketahui saat ini terkait data dan perilaku pengguna telemedisin, ini pula yang membuat kami merasa semakin tertantang untuk terus belajar sehingga dapat menjadikan industri ini sebagai alternatif bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan dengan harga terjangkau dan dapat diandalkan," ujar Norimasa Shimomura, Resident Representative UNDP Indonesia.
Fokus utama dari perjanjian ini antara lain:
- Praktik berbasis data,
- Advokasi ke pemerintah Republik Indonesia,
- Peningkatan kapasitas dan pembelajaran.
Aktivitas pertama, di mana salah satunya termasuk membuat penilaian terhadap pelaku industri telemedisin, akan dimulai pada Desember 2020.
"ATENSI sangat senang dapat bermitra dengan UNDP. Kami siap untuk memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan sektor telemedisin yang terpadu di Indonesia. Kami berharap kolaborasi ini dapat menjadi sebuah pondasi yang mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab dari sektor baru ini," ujar Prof. Purnawan Junadi, Ketua Umum ATENSI.
Kerja sama ini merupakan bagian dari komitmen UNDP dalam membantu pemerintah Republik Indonesia pada fase pemulihan setelah pandemi COVID-19 serta untuk meningkatkan ketahanan sektor kesehatan di tanah air. Kolaborasi ini juga sejalan dengan prioritas bersama pemerintah Republik Indonesia dan UNDP terkait inovasi dan penerapan teknologi digital agar Agenda 2030 yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Memiliki lebih dari 17 ribu pulau dengan tiga zona waktu yang berbeda, tantangan geografis di Indonesia menimbulkan tantangan bagi masyarakat kurang beruntung untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Telemedisin dapat menjadi platform alternatif untuk membantu masyarakat, terutama yang berada di wilayah terpencil, untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya.
Hasil dari penilaian ini juga akan menjadi bahan rekomendasi bagi pemerintah Republik Indonesia, mengingat bahwa saat ini pemerintah sedang mempersiapkan draft peraturan terkait layanan telemedisin di Indonesia. Pemerintah dapat memanfaatkan informasi berbasis data valid ini untuk merumuskan regulasi-regulasi yang tepat guna untuk sektor ini.
Melalui kolaborasi ini, anggota ATENSI yang terdiri dari para pelaku industri berkomitmen untuk berdiskusi bersama-sama guna merumuskan tantangan-tantangan yang saat ini dihadapi serta menjajaki strategi-strategi yang mungkin dapat diterapkan untuk mengatasinya.
Berikut daftar aplikasi kesehatan digital anggota ATENSI:
- Halodoc
- Aveecena
- Call My Dokter
- Docquity
- Goapotik
- Good Doctor
- D2D
- Hallobumil
- Homecare24
- Alodokter
- Hi Sehat
- KakiDiabet Indonesia
- Klikdokter
- KlinikGo
- Link Medis Sehat
- AVhunt Indonesia
- Doktersehat
- Milvik
- Naluri.life
- Perawatku.id
- Prosehat
- SehatQ
- Teman Bumil
- Teman Diabetes
- Trustmedis
- Varises Indonesia
- Vaskular Indonesia
- YesDok
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Apple Mulai Perbarui Aplikasi Health, Fitur Lebih Interaktif
-
Manfaatkan Teknologi AI, Prodia Digital Indonesia Rilis Aplikasi Kesehatan U by Prodia
-
Wakili Indonesia, Tamara Gondo Terpilih sebagai Generation17 di Antara 14 Pemimpin Muda
-
Generation17, Kolaborasi Samsung dan UNDP Kenalkan 6 Young Leaders Baru
-
Telkomsel Luncurkan Fita, Aplikasi Untuk Mendorong Masyarakat Hidup Sehat
-
5 Aplikasi Kesehatan Terbaik di Android dan iOS Gratis
-
5 Aplikasi Kesehatan untuk Cari Informasi Obat dan Konsultasi
-
Hidup Lebih Tenang dengan Aplikasi Kesehatan Mental Ini