Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Jamur darat tertua di dunia berusia 635 juta tahun berhasil ditemukan ilmuwan di sebuah gua di China Selatan.
Mikrofosil ini berukuran terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang.
Temuan tersebut mendorong kemunculan jamur darat sekitar 240 juta tahun, ke periode yang dikenal sebagai Bumi Bola Salju, ketika planet masih berupa es dari 750 juta hingga 580 juta tahun lalu.
Kehadiran jamur tanah pada titik kritis ini telah membantu Bumi beralih dari bola es beku, menjadi planet yang memiliki beragam ekosistem dan dapat menampung kehidupan.
Baca Juga
-
Potret Dispenser Jadul, Netizen Kira Berasal dari Majapahit
-
Pasangan Satpol PP dan Suster Minta Nama Bayi, Netizen Beri Saran Kocak Ini
-
Terpopuler: HP Murah RAM Besar dan Meme Susi Pudjiastuti
-
Mengerikan, Jamur Jenis Baru Ini Ubah Lalat Jadi Zombie
-
Ditemukan Spesies Baru Jamur Langka, Ilmuwan Beri Nama Karantina
Para ilmuwan menemukan fosil filamen seperti benang yang merupakan ciri khas struktur jamur di bebatuan sedimen dari Formasi Duoshantuo China di Provinsi Guizhou, berasal dari periode Ediacaran atau sekitar 635 juta hingga 541 juta tahun lalu.
"Mengidentifikasi batuan yang mungkin mengandung fosil mikroskopis membutuhkan keberuntungan dan juga keterampilan," kata Shuhai Xiao, profesor geosains di Virginia Tech College of Science (VT), seperti dikutip dari Live Science, Selasa (2/2/2021).
Untuk menemukan fosil tersebut, para peneliti menggiling irisan batu yang cukup tipis untuk ditembus cahaya, dengan ketebalan tidak lebih dari 0,002 inci.
Penelitian mikroskop mengungkap sulur kecil jamur, yang diameternya hanya kira-kira 1/10 lebar rambut manusia. Di bawah pengamatan mikroskop, jejak karbon organik dalam fosil lebih gelap daripada batuan yang mengelilinginya.
Para ilmuwan juga menggunakan mikroskop yang lebih canggih untuk memeriksa fosil dan membuat salinan digital dari strukturnya.
"Untungnya, banyak bagian dari struktur itu dilestarikan dengan sangat baik dalam tiga dimensi," ucap Tian Gan, ilmuwan di Akademi Ilmu Pengetahuan China, Beijing.
Filamen bercabang tersebut mengungkapkan bahwa fosil itu berasal dari biologis, bukan mineral. Meskipun beberapa jenis bakteri juga menghasilkan cabang, analog terdekat untuk jenis filamen ini adalah jamur.
Penemuan jamur tertua di dunia ini telah dipublikasi secara online di jurnal Nature Communications pada 28 Januari. (Suara.com/Lintang Siltya Utami)
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
3 Kerusakan yang Kerap Terjadi pada Kamera, Lengkap dengan Cara Pencegahan
-
Heboh Muncul Kasus Jamur Tanaman Menginfeksi Manusia, Efeknya Bikin Ngeri
-
Last of Us: Apa Itu Jamur Cordyceps? Benarkah Bisa Bikin Manusia Jadi Zombie?
-
The Last of Us: Apakah Wabah Cordyceps Berasal dari Indonesia?
-
Ilmuwan Ungkap Pendeteksi Kanker dan Tumor Tahap Awal, Jamur Jadi Senjatanya, Kok Bisa?
-
Temukan Ini di Ladang, Langsung Heboh Bak Dapat Harta Karun
-
Cara Menghilangkan Jamur di Layar HP Semua Merek
-
Cara Menghilangkan Jamur di Layar Laptop Bagian Dalam dan Luar
-
Mengerikan, Jamur Jenis Baru Ini Ubah Lalat Jadi Zombie
-
Jokowi Tolak Permintaan AS Jadikan Indonesia Pangkalan Pesawat Mata-mata