Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Sinar-X yang berasal dari Uranus untuk pertama kalinya ditemukan para astronom dan membuat bingung karena tidak jelas dari mana asal sinar-X tersebut.
Sayangnya, pengamatan dan penemuan tentang Uranus cukup sulit dilakukan, dibandingkan dengan bagian tata surya lainnya.
Selain jaraknya yang jauh, hanya sedikit pesawat penjelajah yang pernah menjelajahi lingkungan planet.
Penemuan baru ini didasarkan pada pengamatan yang diambil menggunakan Chandra X-ray Observatory, sebuah teleskop luar angkasa yang mengorbit di sekitar Bumi.
Baca Juga
-
Penampakan Sosok di Dapur Ini Bikin Merinding, Netizen: Kayak di Film
-
Modus Baru, Hacker Bisa Retas HP dari DM di Instagram
-
Google Pastikan Absen dari Gelaran MWC 2021
-
Google Gandeng Observatorium untuk Simpan Data Astronomi di Cloud
-
Jupiter dan Saturnus Lakukan "Pendekatan", Astronom Sebut Fenomena Langka
Kumpulan pengamatan pertama diambil pada tahun 2002, kemudian dua set data pengamatan lainnya pada 2017.
Saat tim astrofisikawan yang dipimpin oleh William Dunn dari University College London di Inggris, akhirnya berhasil menganalisis data pengamatan 2002, para ahli tersebut akhirnya menemukan bukti tentang sinar-X yang keluar dari Uranus.
Fakta bahwa Uranus memancarkan sinar-X bukanlah hal yang terlalu mengejutkan karena radiasi sinar-X telah terdeteksi memancar dari banyak benda di tata surya, termasuk komet, Venus, Bumi, Mars, Saturnus, Pluto, Jupiter, dan bahkan beberapa bulan Jupiter.
Namun, bagian yang aneh adalah para astronom tidak mengetahui gambaran lengkap tentang bagaimana Uranus memancarkan sinar-X tersebut.
Tim ahli memiliki beberapa hipotesis. Sebagian besar radiasi sinar-X di tata surya berasal dari Matahari.
Hal ini mungkin juga terjadi pada Uranus, meskipun perhitungan tim menunjukkan lebih banyak foton sinar-X daripada yang dapat dijelaskan dari proses ini.
Opsi lainnya adalah disebabkan oleh cincin Uranus. Meskipun cincin planet itu kurang mencolok dibandingkan cincin Saturnus, penelitian sabuk radiasi menemukan adanya intensitas elektron yang lebih tinggi di sekitar Uranus.
Jika itu berinteraksi dengan atom di cincin, maka reaksi tersebut bisa menghasilkan fluoresensi sinar-X yang serupa.
Proses lain yang menghasilkan sinar-X di tata surya adalah aurora. Ini terjadi ketika partikel energik berinteraksi dengan atmosfer planet. Dalam banyak kasus, medan magnet berperan dalam menghasilkan aurora.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Build Uranus EXP Lane ala ONIC Butss, Terbukti Susah Mati di MSC 2023
-
Mage yang Cocok Jadi Counter Uranus, Ketemu Hero Ini Auto Jadi Kerupuk
-
Baru dapat Buff Jadi Makin OP, Pakai Hero Marksman Ini untuk Jadi Counter Uranus
-
Pakai 3 Item Core Ini, Build Uranus Tersakit ala Antimage Hasilkan Damage Pedih
-
Hero Tank yang Sudah Lama Hilang Akhirnya Dapat Buff, Bakal Jadi Hero EXP Lane Nomor 1?
-
Ilmuwan Ungkap Ada Samudra di Bawah Permukaan Satelitnya Uranus, Ada Makhluk Hidup?
-
Apakah Pluto Termasuk Planet atau Tidak? Jadi Perdebatan Astronom dan Ilmuwan
-
Barat Tuduh China Curi Teknologi, Ini Sumber Perkaranya
-
Ilmuwan Ungkap Adanya Migrasi Bintang di Galaksi Andromeda, Ini Sebabnya
-
Komet Langka Besok Melintasi Langit Indonesia, Terlihat 50.000 Tahun Sekali