Kamis, 28 Maret 2024
Agung Pratnyawan : Jum'at, 07 Mei 2021 | 16:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Long March 5B, Roket China tengah menjadi perhatian para ahli. Pasalnya kini sedang meluncur tak terkendali menuju Bumi dan tidak diketahui kapan tibanya.

Roket Long March 5B ini berpotensi menghantam Bumi dengan lokasi yang masih belum bisa diperhitungkan.

Roket tersebut digunakan untuk membawa modul inti Tianhe, stasiun luar angkasa pertama China.

Meskipun pembuat roket biasanya melakukan tindakan pencegahan untuk menghindari puing-puing roket yang jatuh, Inverse mengatakan bahwa roket Long March 5B dibangun tanpa penguat kemudi, sistem stabilisasi, dan mesin yang dapat dimulai ulang.

Walau begitu, puing luar angkasa yang jatuh kembali ke Bumi adalah kejadian yang cukup umum.

Menurut Layanan Satelit Lingkungan, Data dan Informasi (NESDIS) National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), rata-rata antara 200 dan 400 objek terlacak memasuki atmosfer Bumi setiap tahun.

Sebagian besar puing-puing luar angkasa yang terus menumpuk sejak 4 Oktober 1957 akan terbakar di atmosfer Bumi saat jatuh.

Roket Long March 5. (Wikipedia/ Huang Zhu)

Dari jutaan puing-puing luar angkasa diperkirakan mengorbit planet ini, sekitar 30.000 puing lebih besar dari softball dan hanya sekitar 1.000 puing yang merupakan pesawat ruang angkasa sebenarnya.

Objek-objek tersebut dipantau oleh Space Surveillance Network (SSN) militer Amerika Serikat dan Kantor Program Debris Orbital NASA menggunakan radar, teleskop, dan sistem berbasis luar angkasa lainnya.

Meskipun kecil, namun jika puing tersebut mengorbit kecepatan tinggi, itu juga dapat membahayakan satelit.

Laporan National Geographic menyebut bahwa sebagian besar sampah antariksa berada di orbit Bumi yang lebih rendah, sekitar 1.250 mil di atas permukaan planet.

Menurut Space.com, berapa lama puing-puing luar angkasa jatuh kembali ke Bumi, tergantung pada ketinggiannya.

Puing-puing yang berada di orbit di bawah 370 mil biasanya jatuh kembali ke Bumi dalam jangka waktu beberapa tahun.

Jika berhasil melewati atmosfer, puing umumnya akan jatuh di lautan yang menutupi 70 persen permukaan Bumi.

Momen peluncuran roket China, Long March 5 pada 27 Desember 2019. (YouTube/ SciNews)

Data yang dicatat selama lebih dari 50 tahun menunjukkan, rata-rata satu bagian puing jatuh kembali ke Bumi setiap hari.

Meskipun tidak ada kematian yang dikonfirmasi atau cedera serius dari orang-orang yang terkena puing-puing luar angkasa.

Namun, puing-puing antariksa tetap dapat menyebabkan kerusakan tergantung lokasi pendaratannya.

Dilansir dari New York Post, Jumat (7/5/2021), catatan puing antariksa yang pernah jatuh ke daratan terjadi pada 1979, ketika Skylab seberat hampir 100 ton milik NASA jatuh di kota kecil di Australia.

Stasiun luar angkasa Salyut-7 seberat 43 ton milik Uni Soviet juga pernah jatuh di Argentina pada 1991 dan pada Mei lalu, roket China Long March 5B lainnya menjatuhkan puing-puing di atas Ivory Coast, Afrika, setelah seminggu berada di orbit Bumi yang rendah.

Itulah pantauan para ahli yang menyoroti roket Long March 5B milik China karena berpotensi menghantam Bumi. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

BACA SELANJUTNYA

Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet