Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Tahun 2006 lalu, warga Yogyakarta dan sekitarnya dikejutkan dengan gempa sebesar 5,9 skala richter. Setelah diteliti oleh para ilmuwan, gempa besar ini rupanya berepisentrum di Sesar Opak yang berada di bawah Kota Yogyakarta hingga Bantul.
Karena keberadaannya, Sesar Opak kerap kali menjadi penyebab sejumlah gempa besar yang terjadi di daerah Yogyakarta dan sekitarnya.
Berdasarkan hasil kajian deformasi koseismik yang dilakukan oleh tim peneliti dari ITB, sesar ini berjenis sinistral dengan panjang mencapai 18 kilometer dan lebar 10 kilometer.
Dilansir dari jurnal Irham Nurwidyanto, Kirbani Sri Brotopuspito, Waluyo dan Sismanto yang diterbitkan Jurusan Fisika FMIPA UGM, sulit rasanya mengetahui lokasi tepat dari Sesar Opak.
Baca Juga
Diduga kuat, Sesar Opak membentang sepanjang aliran Sungai Opak dari Prambanan sampai muaranya di sebelah barat Parangtritis. Muara Sungai Opak sendiri merupakan bagian dari dataran rendah Yogyakarta.
Daerah ini tersusun oleh endapan fluvio volkanik Gunung Merapi. Sebelah timur Sungai Opak tersusun oleh batuan sedimen dan dataran tinggi yang menjadi bagian Wonosari dengan batu gamping terumbu dan lain-lain.
Melihat jurnal UGM milik Egie Wijaksono, pada dasarnya, Sesar Opak memiliki kedalaman rata-rata sekitar 55 meter sampai 82 meter dengan pergeseran berkisar antara 5 meter sampai 10 meter.
Salah satu keunikan dari Sesar Opak adalah karena berada tepat di bawah kompleks Candi Prambanan yang bisa saja mengancam kondisi objek wisata terkenal di Yogyakarta ini.
Menjadi salah satu permasalahan yang krusial untuk para ilmuwan apalagi sebagai penyebab gempa di Yogyakarta. Hingga kini penelitian terkait Sesar Opak terus dilakukan guna memahami 'sifat alami' dari patahan tektonik ini.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Sharp Greenovation Hadir di Yogyakarta, Acara Ini Pamerkan Produk Elektronik Ramah Lingkungan
-
Gojek Luncurkan Jaket Baru, Berharap Bisa Memperkuat Semangat Gotong Royong
-
Gempa M 6.4 Guncang Yogyakarta, Langsung Diikuti Beberapa Gempa Susulan
-
Gempa M 6.4 Guncang Yogyakarta, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
-
Info Gempa Bumi Terkini, Malam Ini, Magnitudo 6,1, Lokasi Barat Daya Pacitan, Tidak Berpotensi Tsunami
-
Startup Asal Yogyakarta Hadirkan Fitur Monitoring Kesehatan untuk Pecinta Olahraga Lari
-
Penjelasan BMKG Soal Penyebab Gempa Mentawai
-
Link CCTV Kota Yogyakarta, Pantau Arus Mudik Lebaran 2023
-
Mengapa Gempa 14 April 2023 Terasa di Banyak Wilayah? Begini Penjelasan BMKG
-
Gempa Jumat 14 April Guncang Wilayah Luas, BMKG: Bukan Gempa Tuban, Ini Gempa Laut Jawa