Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Setelah bertahun-tahun lamanya, para ilmuwan akhirnya menemukan pasien pertama dari masa pandemi Black Death yang terjadi pada tahun 1346 lalu. Usai diteliti, para ilmuwan akhirnya mengungkap fakta mengejutkan terkait penemuan ini.
Patient Zero atau pasien pertama wabah Black Death ini teridentifikasi sebagai seorang pria yang meninggal lebih dari 5.000 tahun yang lalu di Latvia, Eropa.
Dilansir dari Live Science, Dr Ben Krause-Kyora dari Universitas Kiel, Jerman menyebut penemuan pasien pertama ini sebagai korban pandemi paling tua yang pernah ditemukan dan kemudian diteliti.
Saat pertama kali ditemukan, pria ini dikubur bersama tiga orang lainnya di situs pemakaman Neolitik yang ada di tepi Sungai Salac, Latvia. Secara posisi, sungai ini nantinya mengalir ke Laut Baltik di daerah tersebut.
Baca Juga
Usai ditemukan, para ilmuwan lalu menggunakan DNA dari tulang dan gigi untuk kemudian diuji apakah mengandung bakteri atau virus dari masanya atau tidak.
Hasil penelitian tersebut lalu menunjukan bahwa pasien pertama ini adalah seorang pria berusia 20 tahun yang terinfeksi wabah kuno yang disebabkan oleh bakteri Yersinia Pestis.
Pada masanya, bakteri Yersinia Pestis menjadi penyebab wabah terburuk sepanjang sejarah di Eropa yaitu Black Death yang terjadi sekitar tahun 1346 sampai 1352 lalu. Wabah yang menyebar secara merata ini setidaknya menewaskan separuh warga.
Sejauh ini, para ilmuwan menduga jika pasien pertama pandemi tahun 1346 ini tewas beberapa hari kemudian usai digigit oleh hewan pengerat yang membuatnya terpapar bakteri Yersinia Pestis.
Bakteri Yersinia Pestis ini dicurigai berpindah secara sporadis dari hewan ke manusia. Awalnya tidak menimbulkan wabah, namun seiring berjalannya waktu, bakteri ini lalu semakin menginfeksi manusia.
Penelitian akan pasien pertama dari masa pandemi jelas akan sangat bermanfaat untuk ilmuwan dapat memahami akan wabah yang mungkin akan terjadi di masa mendatang nantinya.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
-
Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
-
Status Pandemi Covid-19 Dicabut, Ini Perbedaan Pandemi dan Endemi
-
Ilmuwan Ungkap Ada Samudra di Bawah Permukaan Satelitnya Uranus, Ada Makhluk Hidup?
-
Ilmuwan Ungkap Struktur Inti Bulan, Hasilnya Mengejutkan
-
Siapa Ibnu Al Haitam? Ternyata Kontribusinya di Bidang Optik Bikin Tercengang
-
Ilmuwan Ungkap bahwa Tikus di New York Mulai Bisa Terjangkit Covid
-
Virus dari Permafrost Siberia Masih Bisa Hidup Lagi dan Berbahaya bagi Manusia
-
Ilmuwan Australia Hasilkan Listrik dari Udara, Ini Resep Rahasianya
-
Apakah Gempa Bisa Diprediksi? Ini Kata Ilmuwan Soal Potensi Gempa di Indonesia