Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Badan antariksa Rusia Roscosmos terpaksa menghentika semua misi peluncuran roket Soyuz usai invasi negara ini ke Ukraina.
Gegara invasi Rusia ke Ukraina ini, Uni Eropa menjatuhkan sanki salah satunya roket Soyuz tidak bisa diluncurkan dari pelabuhan antariksa Eropa di Guyana Prancis.
"Menanggapi sanksi UE terhadap perusahaan kami, Roscosmos menangguhkan kerja sama dengan mitra Eropa dalam mengatur peluncuran luar angkasa dari kosmodrom Kourou dan menarik personelnya, termasuk kru peluncuran terkonsolidasi, dari Guyana Prancis," kata kepala Roscosmos Dmitry Rogozin dalam sebuah pernyataan Twitter.
Rusia juga menarik 87 pekerja Rusia dari pelabuhan antariksa Amerika Selatan Eropa di Guyana Prancis, yang mendukung peluncuran roket Soyuz untuk Roscosmos dan perusahaan Rusia NPO Lavochkin a, Progress RCC dan TsENKI.
Baca Juga
"Masalah kepergian karyawan Rusia sedang diselesaikan," tulis Roscosmos dilansir laman Space, Minggu (27/2/2022).
Langkah Rusia datang ketika negara-negara Uni Eropa, Amerika Serikat, dan negara-negara lain telah memberlakukan sanksi ekonomi berat terhadap Rusia, menyusul invasi negara itu ke Ukraina pada Kamis lalu.
Roket Soyuz Rusia digunakan oleh penyedia peluncuran Eropa Arianespace untuk meluncurkan satelit dari Pusat Antariksa Guyana dekat Kourou, Guyana Prancis, serta dari Kosmodrom Baikonur di Kazakhstan (tempat Rusia secara teratur meluncurkan misi Soyuz sendiri).
Roket Soyuz terbaru yang diluncurkan dari Guiana Space Center lepas landas pada 10 Februari membawa 34 satelit internet OneWeb.
Arianespace, yang berbasis di Prancis, juga menggunakan roket angkat berat Ariane 5 Eropa dan roket Vega untuk peluncuran yang lebih kecil dari Guyana Prancis.
Peluncuran Soyuz Arianespace berikutnya dijadwalkan pada awal April untuk meluncurkan dua satelit navigasi Galileo ke orbit untuk konstelasi Galileo Uni Eropa.
Misi itu hampir pasti akan tertunda karena pengumuman Rusia pada Sabtu kemarin.
Thierry Breton, Komisaris Luar Angkasa Eropa, mengatakan keputusan Rusia untuk menghentikan peluncuran Soyuz dengan Eropa tidak akan mengganggu layanan apa pun bagi pengguna satelit Galileo atau program satelit observasi Copernicus Earth milik Uni Eropa.
"Saya menegaskan bahwa keputusan ini tidak memiliki konsekuensi terhadap kelangsungan dan kualitas layanan Galileo dan Copernicus," kata Breton dalam pernyataannya.
Breton menambahkan bahwa UE dan negara-negara anggotanya "siap bertindak tegas" untuk "melindungi infrastruktur penting ini jika terjadi agresi.
Selain itu, Ariane 6 dan Vega C untuk memastikan otonomi strategis Eropa di bidang peluncur, akan diteruskan.
Roket Ariane 6 adalah penerus Ariane 5 di Eropa dan diperkirakan akan melakukan penerbangan pertamanya pada 2022.
Roket Vega C adalah lanjutan dari roket Vega Eropa yang dirancang untuk mencapai lebih banyak orbit dan membawa muatan yang lebih beragam untuk biaya yang sama.
Badan Antariksa Eropa dan Arianespace bekerja untuk mengembangkan roket Ariane 6 dan Vega-C. (Suara.com/ Dythia Novianty).
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
eShop Nintendo di Rusia Tutup, Ini Sebabnya
-
Kebakaran Hutan di Rusia Telan Banyak Korban, Ribuan Damkar Dikerahkan
-
Rusia Berpeluang Kuasai Pangsa Bitcoin Hashrate Global, Ini Penyebabnya
-
Tentara Ukraina Pakai Steam Deck untuk Kendalikan Senjata
-
Latah, Akhirnya Tinder Juga Angkat Kaki dari Rusia
-
Rusia Telah Luncurkan Satelit Baru, Siap Sokong Komunikasi Canggih
-
Ilmuwan Temukan Obat Baru, Bisa Atasi Penyakit Stephen Hawking
-
Fokus ke Bantuan Kemanusiaan, Elon Musk Enggan Persenjatai Satelit Internet SpaceX
-
Jepang Stop Ekspor Teknologi ke Rusia, Semikonduktor dan Robot Tak Boleh Dikirim
-
Situs Pemerintah Jerman Berguguran karena Serangan DDoS, Rusia Bantah Keterlibatan