Hitekno.com - Seorang ilmuwan menyampaikan peringatan kalau pesan dalam bentuk sinya atau apa pun yang disiarkan dari Bumi ke luar angkasa bisa memicu adanya invasi alien.
Sebelumnya, pada 1976 NASA sempat meluncurkan Arecibo dan para ilmuwan ingin memperbaruinya dengan teknologi yang lebih baik dan tersedia untuk saat ini.
Catatan luar angkasa baru yang dijuluki Beacon in the Galaxy adalah upaya terbaru untuk melakukan kontak dengan bentuk kehidupan asing di luar angkasa.
Data ini akan mencakup posisi tata surya di dalam Bimasakti, sehingga bentuk kehidupan apa pun di luar sana yang mendengarnya, dapat mengetahui lokasi Bumi dan kemungkinan memburunya.
Tak hanya itu, data mengenai detail tentang permukaan Bumi, potret manusia, dan konsep teknis dasar juga akan dikemas di dalamnya.
Namun, seorang ilmuwan terkemuka dari Universitas Oxford percaya bahwa langkah pengiriman sinyal ke luar angkasa tersebut berisiko mendatangkan invasi alien.
"Itu memiliki dampak yang sangat tinggi, sehingga kita benar-benar perlu menganggapnya serius," kata Dr. Anders Sandberg, dikutip dari New York Post, Selasa (19/4/2022).
Namun menurut Dr. Sandberg, kemungkinan bahwa pesan tersebut benar-benar mencapai makhluk luar angkasa cukup rendah.
Sayangnya, banyak orang menganggap bahwa makhluk asing di luar angkasa sebagai lelucon.
Namun, para ahli mengatakan tidak menutup kemungkinan bahwa invasi hal asing dan UFO dapat terjadi di masa depan.
Baca Juga:
Lagi Asyik Menyusui, Makhluk Ini Malah Dikira Alien dan Smeagol
Itulah peringatan ilmuwan soal pengiriman sinyal ke luar angkasa bisa memicu terjadinya invasi alien atau hal asing di masa depan. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).
Berita Terkait
Berita Terkini
-
Bukan Sekadar Hiburan, Ternyata Film Horor Bisa Latih Mental Hadapi Stres
-
Ilmuwan Temukan Topeng dan Cangkir Berusia 5.000 Tahun, Terbuat dari Tulang Manusia
-
BMKG Ungkap Biang Kerok Cuaca Panas, Musim Pancaroba dan Posisi Matahari Jadi Alasan
-
AI Bisa Ciptakan Virus yang Membunuh Bakteri, Haruskah Manusia Takut?
-
Gerhana Bulan 7-8 September 2025: Jam, Lokasi, dan Cara Menyaksikannya di Indonesia