Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Bos SpaceX dan CEO Tesla Elon Musk telah memberikan pendapatnya tentang bagaimana mengakhiri krisis antara Rusia dan Ukraina.
Dilansir dari Sputnik News, Musk menuliskan melalui Twitter bahwa konflik ini bisa diatasi dengan turut campur PBB.
"Mengulang pemilihan daerah yang dianeksasi di bawah pengawasan PBB. Rusia pergi jika itu adalah kehendak rakyat. Krimea secara resmi menjadi bagian dari Rusia, seperti yang telah terjadi sejak 1783 (sampai kesalahan Khrushchev). Pasokan air ke Krimea terjamin. Ukraina tetap netral," cuit miliarder itu, Senin.
Sebelumnya, perlu diketahui bahwa media Barat dan Ukraina melaporkan bulan lalu bahwa Moskow dan Kiev telah berada di ambang kesepakatan damai pada musim semi.
Baca Juga
Namun mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dikirim ke Kiev untuk membatalkan kesepakatan apa pun.
Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan kembali bahwa Rusia tetap siap untuk kembali ke meja perundingan.
"Ini sangat mungkin menjadi hasil pada akhirnya - hanya pertanyaan tentang berapa banyak yang meninggal sebelum itu. Juga perlu dicatat bahwa hasil yang mungkin, meskipun tidak mungkin, dari konflik ini adalah perang nuklir," Musk memperingatkan.
Namun Musk malah panen reaksi negatif dari kalangan pengguna Twitter terkait cuitan mengenai proposal perdamaian antara dua negara yang berseteru ini. Walau demikian ia cuma menganggap bahwa itu adalah serangan bot buzzer yang terkoordinir.
Pengusaha ini sempat menggelar jajak pendapat dalam posting aslinya, dengan lebih dari 447,000 pengikut memberikan suara pada poling ini.
Margin dibagi sekitar 40 persen menjawab "ya" dan hampir 60 menjawab "tidak" pada proposal Musk.
"Bertanya-tanya berapa banyak bot yang diaktifkan untuk membalikkan hasil aslinya," tanya satu orang.
"Memang. Serangan bot terbesar yang pernah saya lihat," jawab Musk.
Untuk informasi terkini seputar dunia teknologi, sains dan anime, jangan lupa untuk subscribe halaman Facebook kami di sini.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Telco X: "X" terbaru yang dibawa Elon Musk ke Indonesia?
-
5 Fakta Menarik Satelit Satria, Terbesar di Asia yang Diangkut SpaceX
-
Deretan Orang Terkaya di Dunia 2023: Posisi Elon Musk Digusur Juragan Louis Vuitton
-
Manfaatkan Pengaruh, Elon Musk Dituduh Memanipulasi Harga Dogecoin
-
eShop Nintendo di Rusia Tutup, Ini Sebabnya
-
Implan Chip ke Otak Buatan Elon Musk Disetujui FDA, Ngeri-Ngeri Sedap
-
Pengguna Premium Makin Dimanjakan, Akun Twitter Blue Kini Bisa Upload Video Berdurasi 2 Jam
-
Satya Nadella dan Elon Musk Beda Pendapat, Siapa Pegang Kendali OpenAI
-
Tesla dan Samsung Disinyalir akan Kerjasama di Industri Kendaraan Listrik
-
Tunjuk Linda Yaccarino Sebagai CEO Twitter Baru, Keputusan Elon Musk Dinilai Analis Sangat Tepat