Jum'at, 26 April 2024
Amelia Prisilia : Kamis, 06 Oktober 2022 | 15:03 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Sepasang fosil kaki burung terbesar di dunia akhirnya ditemukan oleh para peneliti di pedalaman Australia bagian tengah. Penemuan ini sekaligus mengungkap fakta mengejutkan mengenai hewan yang hidup di masa lampau.

Hewan ini termasuk dalam Thunderbird Stirton atau Dromornis Stirtoni. Secara penampilan, burung besar ini memang memiliki ciri-ciri yang aneh. Hewan ini dipercaya masih memiliki hubungan dengan unggas seperti ayam dan bebek.

Dilansir dari Science Alert, hewan ini memiliki paruh besar yang menjorok keluar. Tengkoraknya berukuran kecil pada tubuh yang memiliki tinggi 3 meter atau sekitar 10 kaki dan berat hewan ini mencapai setengah ton.

Karena bentuk badan yang cukup besar, burung jenis Dromonis Stirtoni ini tidak bisa terbang. Tidak heran lalu jika penemuan ini menjadi titik terang untuk para peneliti dapat mengetahui bagaimana hewan tersebut hidup di masa lampau.

Melihat bentuknya saat ditemukan, Adam Yates sebagai seorang ahli paleontologi dan kurator ilmu Bumi di Museum dan galeri seni Nothern Territory yakin jika burung tersebut dikubur dalam keadaan yang utuh.

Fosil burung terbesar di dunia ditemukan di Australia. (twitter/MAG_NT)

Sayangnya, para peneliti mengaku mengalami kesulitan menemukan sisa-sisa bagian tubuh lainnya dari hewan tersebut. Kemungkinan bagian tubuh lainnya ini berada di lokasi penggalian yang sama.

Fosil burung terbesar di dunia ini pertama kali ditemukan di Alcoota Reserve yang diketahui merupakan situs fosil padat yang berada sekitar 190 kilometer ke arah timur laut Alice Springs.

Melihat penemuan sebelumnya, para peneliti yakin bahwa burung terbesar berjenis Dromornis Stirtoni ini adalah penjelajah tinggi pada ekosistem yang kering. Secara garis besar, hewan ini nampak mirip dengan unta.

Catatan fosil menunjukan bahwa burung Dromornis Stirtoni ini berada pada rentang waktu 25 juta tahun yang lalu. Namun, pada akhir zaman Miosen Australia saat kekeringan terjadi, hewan ini justru tidak mampu bertahan dan punah.

BACA SELANJUTNYA

Banyak Menjangkit Hewan Kurban, Apa Itu Lumpy Skin Disease?