Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Upaya Amerika Serikat untuk membantu memerangi perubahan iklim dengan mengembangkan generasi baru pembangkit listrik tenaga nuklir kecil dilaporkan telah menemui hambatan potensial.
Dilansir dari Russia Today, satu-satunya pemasok komersial bahan bakar yang sangat diperkaya yang dibutuhkan untuk reaktor jenis baru ini berasal di Rusia.
Unit Tenex dari perusahaan energi nuklir milik negara Rusia, Rosatom, adalah satu-satunya perusahaan yang secara komersial memasarkan uranium yang diperkaya rendah uji tinggi (HALEU), jenis bahan bakar yang akan digunakan oleh reaktor baru yang canggih.
"Produksi HALEU adalah misi penting, dan semua upaya untuk meningkatkan produksinya sedang dievaluasi," kata juru bicara Departemen Energi AS (DOE) kepada outlet media.
Baca Juga
-
Rival Visa dan Mastercard dari Rusia Siap Hadir di Indonesia? Begini Kata Jose Antonio Morato
-
Samsung Galaxy S23 Ultra Muncul di Geekbench, Bawa Snapdragon 8 Gen 2
-
Walau Dibeli Elon Musk, 75 Persen Karyawan Twitter Tetap Terancam Didepak
-
Induk Perusahaan TikTok Dituduh Diam-Diam Lacak Lokasi Pengguna di Amerika Serikat, duh!
-
Diam-Diam Samsung Perkenalkan Galaxy A04e, Apa Bedanya dengan A04 Biasa?
Monopoli HALEU Rusia telah lama menjadi perhatian di Washington, tetapi krisis Ukraina mengangkat masalah ini ke keadaan darurat karena baik pemerintah maupun perusahaan yang mengembangkan reaktor canggih baru tidak ingin bergantung pada Moskow.
Akibatnya, pemerintahan Presiden Joe Biden dapat memanfaatkan persediaan uranium tingkat senjata Amerika untuk mengisi kekosongan pasokan.
Pemerintah sedang mengevaluasi berapa banyak uraniumnya yang sangat diperkaya akan disisihkan untuk reaktor baru.
"Kami memahami perlunya tindakan segera untuk memberi insentif pada pembentukan pasokan Haleu yang berkelanjutan dan didorong oleh pasar," kata juru bicara DOE.
Washington melihat reaktor baru itu sebagai cara untuk memangkas emisi karbon dan mempercepat peralihan dari bahan bakar fosil.
Unit-unitnya modular dan jauh lebih efisien daripada pembangkit nuklir saat ini. Mereka juga lebih cepat untuk dibangun.
Namun, mereka membutuhkan bahan bakar yang diperkaya hingga 20% U-235, sekitar empat kali lipat dari level yang digunakan di pembangkit listrik tenaga nuklir saat ini.
Rosatom adalah satu-satunya produsen komersial bahan bakar tersebut dan mengontrol lisensi teknologinya kepada pengayaan Barat.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
-
Benarkah Android Lebih Ribet Dibanding iOS? Riset Menunjukkan Sebaliknya
-
Lagi Merebak di AS, Narkoba Zombie Ini Bikin Busuk Jaringan
-
Bermodal Pistol Nintendo Jadul, Orang Ini Sukses Merampok Toko tetapi Akhirnya Diringkus
-
Giliran Perusahaan Teknologi AS Balik Diblacklist China, Amerika Malah Mengeluh
-
Walau Dibenci Pemerintah AS, Warga Amerika Rupanya Banyak yang Pro TikTok
-
Microsoft Mulai Tertarik ke Bisnis Energi, Nuklir Jadi Tujuan
-
Apa itu Manhattan Project? Begini Rangkuman Fakta Awal Pengembangan Nuklir
-
AS Disinyalir akan Musnahkan Fasilitas Produksi TSMC Jika China Injakkan Kaki di Taiwan
-
Reaktor Nuklir di Amerika Serikat Bocor, Pihak Berwenang Malah Sempat Tutup Mulut