Kamis, 28 Maret 2024
Agung Pratnyawan : Jum'at, 04 November 2022 | 17:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Sisa roket China akan jatuh ke Bumi pada 6 November 2022 mendatang, usai mengantarkan modul stasiun luar angkasa. Akankah roket China ini akan kembali jatuh ke Indonesia?

Dikutip tim HiTekno.com dari Suara.com, diperkirakan kalau roket China tersebut akan kembali memasuki atmosfer Bumi besok malam waktu Indonesia.

Adalah Roket Long March 5B diluncurkan pada 31 Oktober 2022 lalu untuk membawa modul terakhir dari stasiun antariksa Tiangong yang sedang dibangun China di orbit.

Roket dengan berat 25 ton itu diperkirakan akan memasuki atmosfer Bumi pada Minggu pagi, 6 November 2022 waktu Indonesia.

Belum diketahui di mana roket tersebut akan jatuh, demikian dikatakan pusat studi puing pesawat luar angkasa dari Aerospace Corporation, lembaga yang dibiayai Amerika Serikat untuk meneliti tentang misi luar angkasa.

Ada beberapa lokasi yang kemungkinan jadi tempat jatuhnya roket China itu. Di antarnya adalah Amerika Serikat, Amerika Selatan, Amerika Tengah, Afrika, India, Asia Tenggara, China dan Australia.

Dalam dua tahun terakhir, ini adalah kali keempat roket China jatuh tak terkendali ke Bumi usai membawa muatannya ke orbit.

Pada Agustus lalu serpihan roket China jatuh di Kalimantan Barat. Sementara sebelumnya, puing-puing roket China juga pernah jatuh dekat Maladewa (2021) dan Pantai Gading (2020).

Roket Long March 5. (Wikipedia/ Huang Zhu)

Adapun bagian roket China yang jatuh kembali ke Bumi itu adalah booster, komponen yang paling padat dan kuat. Komponen ini sangat sukar terbakar habis di atmosfer.

Lazimnya para insinyur akan berusaha untuk mengarahkan roket kembali ke Bumi agar tidak menjadi sampah antariksa dan membahayakan satelit di orbit. Tetapi roket-roket bekas itu biasanya diarahkan agar jatuh ke laut.

Roket memang dirancang agar masih memiliki cukup bahan bakar atau tenaga untuk bisa meloloskan diri dari orbit dan bisa dikendalikan dari Bumi untuk jatuh ke lautan.

Tetapi roket Long March 5B milik China tidak dirancang untuk bisa dinyalakan kembali ketika mesinnya sudah mati. Alhasil, roket tersebut akan jatuh kembali ke Bumi tanpa bisa dikendalikan.

Beijing sendiri mengklaim bahwa roket tidak harus jatuh dikendalikan saat jatuh ke Bumi. Kementerian Luar Negeri China pada 2021 lalu mengatakan bahwa praktik seperti itu sudah biasa dan bahkan dilakukan juga oleh perusahaan antariksa Amerika, SpaceX.

China mencontohkan pada Maret 2021 serpihan roket SpaceX jatuh di sebuah pertanian di Negara Bagian Washington, AS dan pada Agustus 2022 kemarin puing roket SpaceX juga jatuh di sebuah peternakan di Australia. 

Itulah laporan terkini dari kembalinya roket China jatuh ke Bumi usai mengantarkan modul stasiun luar angkasa. (Suara.com/ Liberty Jemadu)

BACA SELANJUTNYA

Serangan Balik, Kini Giliran China yang Ngeblacklist Perusahaan Chip Amerika