Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Sekelompok peneliti dari University of Amsterdam menciptakan analog lubang hitam dalam pengaturan laboratorium, yang mungkin dapat mengungkap beberapa data penting tentang radiasi yang sulit dipahami yang secara teoritis dipancarkan oleh lubang hitam nyata.
Dilansir dari Sputnik News, menurut sebuah penelitian, yang diterbitkan dalam Physical Review Research, sebuah tim yang dipimpin oleh Lotte Mertens menciptakan rantai atom satu dimensi yang berfungsi sebagai jalur bagi elektron untuk "melompat" dari satu posisi ke posisi lain.
Ini memungkinkan mereka untuk mensimulasikan cakrawala peristiwa lubang hitam, yaitu kisaran di mana peristiwa tidak dapat mempengaruhi pengamat, karena kepadatan lubang hitam yang sangat besar mencegah cahaya peristiwa keluar dari batas.
Makalah ini menunjukkan bahwa para sarjana dapat melacak setara dengan radiasi Hawking - efek teoretis yang mungkin telah terjadi di luar cakrawala peristiwa lubang hitam karena efek kuantum relativistik.
Baca Juga
Efek dari cakrawala peristiwa palsu ini menghasilkan pergeseran termal - tetapi hanya dalam situasi tertentu, ketika bagian dari rantai meluas melampaui cakrawala peristiwa.
"Ini dapat membuka tempat untuk mengeksplorasi aspek mekanika kuantum mendasar bersama gravitasi dan ruang waktu melengkung dalam berbagai pengaturan materi terkondensasi," kata penelitian tersebut.
Sementara radiasi Hawking terlalu samar untuk dideteksi dengan benar pada tingkat sains saat ini, penelitian ini membuka kemungkinan untuk membuktikan sifat-sifatnya dengan membuat analog lubang hitam lainnya di laboratorium.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Pakar Ungkap Keresahannya Terkait AI, Bisa Ancam Umat Manusia?
-
Peneliti Ungkap Rahasia untuk Berkomunikasi dengan Kucing, Ini Kuncinya
-
Ilmuwan Temukan Mikroba di Kutub yang Bisa Urai Plastik
-
Pertama di Dunia, Ilmuwan Berhasil Ciptakan Transistor dari Kayu
-
Mencairnya Es di Antartika Bakal Bawa Dampak Buruk ke Laut, Ini Sebabnya
-
Ketar-ketir dengan Starlink-nya Elon Musk, China akan Luncurkan 13000 Satelit
-
Ilmuwan Temukan Microplastik di Pembuluh Darah Manusia, Miris
-
Langit Indonesia Akan Dilintasi Komet Langka pada Awal Februari 2023
-
Penjelasan Peneliti BRIN Soal Pulau Baru Muncul di Tanimbar Usai Gempa Maluku
-
Prediksi Badai Dahsyat yang Picu Polemik, Peneliti BRIN Akhirnya Minta Maaf