Jum'at, 19 April 2024
Agung Pratnyawan : Senin, 21 November 2022 | 16:09 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Gempa Sukabumi terjadi hari ini, Senin (21/11/2022) siang hari terasa sampai Jakarta dan Bandung. Menurut keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa ini dipicu oleh aktivitas sesar Cimandiri.

Diwartakan Suara.com, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menyampaikan kalau gempa terkini hari ini berpusat di Sukalarang, Sukabumi, Jawa Barat.

Disampaikan Daryono, kalau Gempa Sukabumi hari ini adalah gempa dangkal yang dipicu dari Sesar Cimandiri.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar Cimandiri," terang Daryono.

Gempa terkini itu sendiri menurut BMKG berkekuatan 5,7 dengan kedalaman 11 km.

Episenter gempa terletak pada koordinat 6,86 derajat Lintang Selatan dan 107,01 derajat Bujur Timur atau tepatnya berlokasi di darat wilayah Sukalarang.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).

Gempa Sukabumi pada Senin (21/11/2022) dipicu oleh Sesar Cimandiri. Terasa hingga ke Jakarta dan Bandung. [BMKG]

Gempa Sukabumi ini, lanjut Daryono, terasa kuat di Kota Cianjur, Garut, Cimahi, Lembang, Bandung, Bogor, Rangkasbitung, Jakarta, Depok hingga Tangerang Selatan.

Hingga pukul 13.50 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 9 aktivitas gempabumi susulan dengan magnitudo terbesar 4.0.

Belum diketahui adanya korban baik manusia maupun material akibat gempa Sukabumi ini.

Meski demikian di media sosial sudah ada sejumlah video yang menggambarkan bangunan-bangunan rubuh di daerah Cianjur, yang masih perlu diperiksa kebenarannya.

Itulah laporan terkini dari BMKG yang menyebutkan kalau Gempa Sukabumi dipicu oleh sesar Cimandiri. (Suara.com/ Liberty Jemadu)

BACA SELANJUTNYA

Penyebab Cuaca Panas di Indonesia Sekarang, Ini Penjelasan BMKG