Sabtu, 27 April 2024
Cesar Uji Tawakal : Kamis, 04 Mei 2023 | 16:34 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Pemerintah Jerman sedang mempertimbangkan pembatasan ekspor bahan kimia yang digunakan untuk memproduksi semikonduktor ke China sebagai bagian dari kebijakan global yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) untuk membatasi akses Beijing ke teknologi maju.

Menurut laporan RT.com, dipaparkan bahwa Berlin ingin mengurangi eksposur ekonominya terhadap negara Asia itu.

Langkah ini menjadi bagian dari paket aksi pemerintah demi memblokir China dari produk dan layanan kunci yang dibutuhkan untuk produksi mikrochip.

Chip semikonduktor adalah komponen penting dari rantai pasokan global dan dipakai dalam berbagai macam barang mulai dari mobil dan lemari es hingga ponsel pintar dan kecerdasan buatan.

Jika dilaksanakan, langkah ini dapat merugikan ekonomi China karena akan membatasi ekspor bahan kimia sensitif yang disuplai oleh perusahaan-perusahaan Jerman seperti Merck, perusahaan ilmu pengetahuan dan teknologi terbesar, dan BASF, produsen bahan kimia terbesar di dunia, demikian laporan tersebut dikutip dari sumber yang mengetahui masalah ini.

Meskipun tak punya industri semikonduktor sendiri, Merck dan BASF memasok pabrikan chip di seluruh dunia dengan bahan kimia yang penting untuk produksi.

Pembatasan ekspor akan mengancam kemampuan China untuk mengembangkan teknologi maju bahkan kemampuannya untuk memproduksi semikonduktor.

Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Menteri Ekonomi Robert Habeck berkoordinasi erat dengan AS dan Uni Eropa dalam hal ini. Pemerintah Washington telah mendorong untuk pembatasan akses China ke teknologi kunci, termasuk produksi semikonduktor.

Sementara itu, Jerman berupaya untuk menjaga keseimbangan antara hubungan dengan sekutunya dan China, yang telah menjadi mitra perdagangan paling penting bagi Berlin selama tujuh tahun berturut-turut.

Bulan lalu, Belanda menyetujui pembataasan ekspor semikonduktor ke China dengan tekanan dari Washington, di mana pemerintah Belanda berjanji untuk memberlakukan batas pada teknologi semikonduktor "paling maju".

Menteri Perdagangan Belanda, Liesje Schreinemacher, mengumumkan kebijakan tersebut dalam surat ke parlemen, mengungkapkan bahwa pembatasan akan diberlakukan sebelum musim panas.

Inisiatif Jerman tentang kontrol ekspor masih dalam tahap awal, mengingat para pejabat yang menyadari bahwa tindakan tersebut akan merusak hubungan bisnis dengan China.

Sementara itu, kubu Beijing telah berulang kali mengatakan bahwa dengan memberlakukan pembatasan ekspor, AS melanggar aturan perdagangan bebas.

BACA SELANJUTNYA

Sempat Terpukul Mundur Gara-Gara Sanksi AS, Industri Chip China Mulai Pulih