Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Pemerintah Jerman sedang mempertimbangkan pembatasan ekspor bahan kimia yang digunakan untuk memproduksi semikonduktor ke China sebagai bagian dari kebijakan global yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) untuk membatasi akses Beijing ke teknologi maju.
Menurut laporan RT.com, dipaparkan bahwa Berlin ingin mengurangi eksposur ekonominya terhadap negara Asia itu.
Langkah ini menjadi bagian dari paket aksi pemerintah demi memblokir China dari produk dan layanan kunci yang dibutuhkan untuk produksi mikrochip.
Chip semikonduktor adalah komponen penting dari rantai pasokan global dan dipakai dalam berbagai macam barang mulai dari mobil dan lemari es hingga ponsel pintar dan kecerdasan buatan.
Baca Juga
Jika dilaksanakan, langkah ini dapat merugikan ekonomi China karena akan membatasi ekspor bahan kimia sensitif yang disuplai oleh perusahaan-perusahaan Jerman seperti Merck, perusahaan ilmu pengetahuan dan teknologi terbesar, dan BASF, produsen bahan kimia terbesar di dunia, demikian laporan tersebut dikutip dari sumber yang mengetahui masalah ini.
Meskipun tak punya industri semikonduktor sendiri, Merck dan BASF memasok pabrikan chip di seluruh dunia dengan bahan kimia yang penting untuk produksi.
Pembatasan ekspor akan mengancam kemampuan China untuk mengembangkan teknologi maju bahkan kemampuannya untuk memproduksi semikonduktor.
Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Menteri Ekonomi Robert Habeck berkoordinasi erat dengan AS dan Uni Eropa dalam hal ini. Pemerintah Washington telah mendorong untuk pembatasan akses China ke teknologi kunci, termasuk produksi semikonduktor.
Sementara itu, Jerman berupaya untuk menjaga keseimbangan antara hubungan dengan sekutunya dan China, yang telah menjadi mitra perdagangan paling penting bagi Berlin selama tujuh tahun berturut-turut.
Bulan lalu, Belanda menyetujui pembataasan ekspor semikonduktor ke China dengan tekanan dari Washington, di mana pemerintah Belanda berjanji untuk memberlakukan batas pada teknologi semikonduktor "paling maju".
Menteri Perdagangan Belanda, Liesje Schreinemacher, mengumumkan kebijakan tersebut dalam surat ke parlemen, mengungkapkan bahwa pembatasan akan diberlakukan sebelum musim panas.
Inisiatif Jerman tentang kontrol ekspor masih dalam tahap awal, mengingat para pejabat yang menyadari bahwa tindakan tersebut akan merusak hubungan bisnis dengan China.
Sementara itu, kubu Beijing telah berulang kali mengatakan bahwa dengan memberlakukan pembatasan ekspor, AS melanggar aturan perdagangan bebas.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
MediaTek Kembangkan Chip dengan Proses 3nm TSMC, Siap Produksi Massal 2024
-
Ikuti Oppo, One Plus dan Vivo, Realme akan Angkat Kaki dari Jerman?
-
Toko Online Vivo di Jerman Tutup, Mau Angkat Kaki?
-
Stabil Usai Dihajar Sanksi AS, Industri Chip China Malah Terancam Terpukul oleh Hukuman Jepang
-
AS akan Batasi Investasi ke Perusahaan Teknologi China
-
Ubisoft Tutup Gerai Online di China, Apa Sebabnya?
-
Giliran Perusahaan Teknologi AS Balik Diblacklist China, Amerika Malah Mengeluh
-
Sempat Terpukul Mundur Gara-Gara Sanksi AS, Industri Chip China Mulai Pulih
-
Hasil Menko Luhut ke China, Mobil Listrik BYD akan Investasi ke Indonesia
-
Implan Chip ke Otak Buatan Elon Musk Disetujui FDA, Ngeri-Ngeri Sedap