Jum'at, 26 April 2024
Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta : Sabtu, 19 Januari 2019 | 19:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Sebuah paten dapat memunculkan banyak aplikasi potesnial untuk teknologi masa depan. Pada hari Kamis (10/01/2019), Amazon mengajukan sebuah paten teknologi baru yang akan dapat berguna untuk Alexa.

Amazon menemukan cara baru untuk mendeteksi ''serangan replay'' dalam sistem otentikasi berbasis suara.

Serangan replay adalah bentuk serangan jaringan di mana transmisi data valid secara jahat atau curang diulangi.

Itu juga dikenal sebagai ''serangan playback'' dan ''serangan man-in-the-middle''.

Dalam artian lain, pelaku akan memutar ulang pesan dari konteks berbeda ke dalam protokol keamanan target yang dituju.

Amazon sepertinya sedang mencoba mencari tahu atau berpotensi menemukan sebuah cara untuk melindungi sistem berbasis suara.

Ilustrasi Alexa. (Royal Cyber)

Speaker pintar yang sudah ditenagai oleh asisten virtual Alexa sepertinya tidak akan mudah ditipu oleh ''serangan replay''.

Amazon mendasarkan perlindungan barunya pada sesuatu yang disebut dengan ''watermark signal''.

Ketika perangkat mendengar perintah seperti ''buka brankas'', sistem pengenalan dapat mengetahui bahwa itu adalah suara asli atau bukan.

Apabila tidak memiliki ''watermark signal'' maka perangkat akan mengonfirmasi bahwa perintah suara adalah replay dari rekaman.

Perangkat secara otomatis akan menolak perintah sehinga pengguna tidak akan ''dicurangi''.

Dikutip dari Digital Trends, jika resmi meluncur, teknologi ini semakin mengukuhkan bahwa Amazon akan menguasai semua karakteristik pengguna.

Kemungkinan burung beo tak lagi bisa memerintah Alexa lagi. (Twitter/ Michaellinder)

Tahun 2018, Electronic Frontier Foundation (EFF) mengangkat kekhawatiran tentang paten Amazon lain yang akan memungkinkan Alexa untuk mengenali berbagai karakteristik pengguna.

Karakter tersebut termasuk aksen dan keadaan emosi bahkan hingga etnis, jenis kelamin, usia serta latar belakang.

Apabila data ini jatuh di tangan orang yang salah, maka itu dapat mengganggu dan berpotensi dicuri oleh teroris.

Paten teknologi baru mungkin akan memudahkan dan memberikan rasa aman terhadap pengguna, namun di sisi lain data tersebut bisa menjadi pisau bermata dua.

BACA SELANJUTNYA

CEO Ngaku Amazon Sudah Pernah Membuat Teknologi Mirip ChatGPT