Selasa, 23 April 2024
Agung Pratnyawan : Rabu, 04 Juli 2018 | 20:50 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Dilaporkan sebelumnya, kalau Kementerian Komunikasi dan Informatika, pada Selasa (3/7/2018), telah memblokir Tik Tok. Menurut Kominfo, asalan pemblokiran Tik Tok ini karena terlalu banyak konten negatif.

Pemblokiran Tik Tok oleh Kominfo ini ditanggapi beragam oleh nitizen. Ada yang setuju karena menganggap Tik Tok terlalu banyak konten negatif. Tapi, yang menentang pun tidaklah sedikit.

Salah satunya adalah Cania Citta Irlanie, yang menungkapkan ketidak setujuannya melalui akun Twitter @Cittairlanie. Cania membuat surat terbuka terkait pemblokiran Tik Tok.

sumber: Twitter/@Cittairlanie

Surat terbuka ini berisikan kritikan Cania kepada Kominfo dan netizen yang mendukung pemblokiran Tik Tok.

Simak, berikut ini sisi dari surat terbuka yang dibuat Cania di Twitter.

Gak, saya gak lebay.. karena ini bukan soal Tik Tok atau Tumblr atau Reddit atau Vimeo atau segudang aplikasi dan situs yang diblokir.

Ini soal kegagapan teknologi informasi dan komunikasi yang menjangkiti kementerian yang seharusnya terdepan di situ.

Kebijakan serba blokir dan sensor ini gak murah lho! Buat blokir satu juta situs porno aja (dari sekitar 30 juta yang ada di dunia), kita menghabiskan 200 milyar.

erus, apa hasilnya? It's safe to say: NOTHING. Literally, nothing.

Bahkan segambreng situs yang diblokir itu tetep bisa diakses.

Orang tinggal ganti proxy, masalah beres. Situs tetap bisa diakses. Mau lebih gampang lagi? Pake VPN. Mau lebih gampaaang lagi? Install browser khusus, akses dari situ.

Padahal, banyak masalah krusial yg belum diurus: artikel satire yg dengan gobloknya dijadikan berita beneran oleh media mainstream, hate speech, revenge porn, aplikasi keuangan yg mengambil data pihak ketiga di luar kontrak, penyebaran foto hasil ngintip orang mandi, dst.

Uang rakyat di lumbung anggaran Kemkominfo ludes buat kebijakan blokir dan sensor yang gak menghasilkan apa-apa.. plus menggaji orang yang bahkan gak paham bidang yang dia geluti.

Mending kalo alasan dibalik pemblokiran itu jelas juntrungannya. Lha ini enggak jelasss blas. Di media saya baca begini katanya..

Mudaratnya apa? Gak jelas. Mudarat menurut siapa? Gak jelas. Apakah mudarat itu hilang dengan pemblokiran aplikasi ini? Coba jawab ini deh.

Netizen yang membela pemblokiran ini juga sama aja ngawurnya dengan pak Menteri. Katanya aplikasi itu pantes diblokir karena banyak konten gobloknya.

Hadeuhhhh kalo konten goblok pantes diblokir ya blokir aja tuh TV beserta segala sinetron dan acara gobloknya.

Lagipula ya goblok itu hak sih.. Saya pikir gak adil kalo orang dilarang bicara atau memproduksi konten karena kontennya goblok.

Dengan duit yang ada, Kemkominfo bisa jor-joran produksi konten edukasi. Ngejelasin cara kerja teknologi, cara mengawasi (dan membatasi) aktivitas internet anak, cara menyeleksi sumber informasi di internet, dan seterusnya.

Kasian kan..
Masih ada aja orang yang gak tau kalo ads FB bisa segmented by merk HP terus pas ditawarin charger, dia kira itu khusus buat merk HP dia padahal itu diiklanin ke semua orang sesuai merk HP masing-masing

Gak perlu main blokir dan sensor. Yang perlu adalah edukasi. Tapi apakah lembaga yang belum teredukasi bisa mengedukasi? Hampir pasti tidak bisa.

Makanya untuk sekarang ini memang kementerian itu perlu dibenerin SDMnya. Ganti dengan yang paham teknologi dan dasar logika. Supaya gak terus-terusan bikin kebijakan yang malu-maluin.

Capres yang pantes dipilih tahun depan adalah yang paham betapa pentingnya peran Kemkominfo di era kemajuan teknologi yang masif ini dan gak milih orang buat ngisi pos Menteri di situ secara asal-asalan kayak yang selama ini terjadi.

Sekarang ini berkembang juga narasi "nanti juga kalo udah ngobrol sama pihak Tik Tok bakal gak diblokir lagi".

Jujur aja ini gak menjawab persoalan, karena akarnya ada di paradigma. Blokir/gak itu cuman kesimpulan. Penalaran sampe ke kesimpulan itu mesti diberesin.

Setelah membaca thread ini, mungkin Anda mau membantu dengan cara memanfaatkan medsos untuk edukasi. Kasian tuh pengguna BBM yang tiap hari makananin broadcast hoax tanpa merasa rugi sedikitpun..

Terima kasih sudah menyimak

Ttd,

Cania Anak Tik Tok

Dalam pemlobikaran Tik Tok ini, Kominfo telah menerima banyak pengaduan menganai aplikasi ini. 

Namun pemblokiran ini tidaklah permanen, nantinya bisa dibuka lagi oleh Kominfo. Tapi dengan syarat, jika Tik Tok telah menghapus konten-konten negatif di dalamnya. 

BACA SELANJUTNYA

Ternyata Kominfo Pakai Teknologi AI untuk Membuat Naskah Pidato