Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Bos Facebook, Mark Zuckerberg belum lama ini disebut sebagai orang paling berbahaya di dunia oleh seorang profesor dari Sekolah Bisnis Universitas New York bernama Scott Galloway. Lalu, kira-kira apa alasannya?
Pernyataan Scott Galloway ini disampaikannya saat menjadi bintnag tamu dalam acara Bloomberg Markets: The Close.
Dalam salah satu segmen di acara tersebut, profesor ini mendiskusikan langkah Facebook untuk mengintegrasikan layanan WhatsApp, Instagram, dan Facebook Messenger.
Dilansir dari CNBC alasan Scott Galloway menyebut Mark Zuckerberg sebagai orang paling berbahaya di dunia karena aplikasi buatan dirinya yang saat ini begitu diminati oleh siapa saja.
Baca Juga
Seperti yang diketahui, Mark Zuckerberg saat ini akan menyatukan WhatsApp, Instagram, dan Facebook menjadi satu jaringan komunikasi yang berisi setidaknya ada 2,7 miliar orang.
Karena hal ini, Scott Galloway meminta agar penggunanya perlu menaruh perhatian lebih untuk rencana Mark Zuckerberg ini. Pasalnya, jika hal ini terjadi, set algoritma yang muncul adalah penggunaan satu aplikasi yang dikendalikan oleh satu orang.
Alhasil, pihak Mark Zuckerberg bisa mengakses data penggunanya dari berbagai media sosial dengan mudah dan cepat. Jika saja terjadi pencurian data, dapat diketahui dengan siapa yang bertanggung jawab akan hal ini.
Lebih lanjut, Scott Galloway menyebut bahwa langkah Mark Zuckerberg bersama aplikasi buatannya ini cukup berisiko dan berbahaya.
Membuat aplikasi media sosial menjadi satu dalam bentuk algoritma khusus membuat kemungkinan ancaman propaganda menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi yang salah dan politik adu domba dapat terjadi.
Hal ini yang lalu membuat Scott Galloway menyebut bahwa Mark Zuckerberg adalah salah satu orang paling berbahaya di dunia.
Terkini
- Garmin Run 2024 Asia Series di Indonesia, Perayaan Pecinta Lari Segala Level
- HSPNet Hadirkan Jaringan B3JS dan BDMCS dengan Kapasitas Tinggi
- Intel Dorong Pengembangan AI untuk Enterprise dengan Gaudi 3
- Dukung QRIS dan BI Fast, Bank Saqu Ikut Meramaikan JakCloth Ramadan 2024
- Melalui Transformasi Digital, PointStar Mendukung Upaya Pemerintah Mencapai Target Pertumbuhan Ekonomi 2024
- Grab Dapatkan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU RI
- Universitas Indonesia dan Yandex Gelar Seminar AI yang Komprehensif
- Kolaborasi Huawei dan Telkomsel, Hadirkan Modem Orbit Star H2 dengan Paket Kuota FantaSix 150 GB
- Yandex, Kominfo, dan ITB Bahas Pengembangan AI yang Aman dan Beretika
- Aplikasi Merchant BCA Resmi Diluncurkan untuk Pelaku Usaha, Apa Kelebihannya?
Berita Terkait
-
Instagram Menambahkan Fitur Baru, Interaksi di Kolom Komentar Makin Berwarna
-
Proyek Metaverse Telan Banyak Biaya, Induk Facebook Kehilangan Puluhan Triliun Rupiah
-
Facebook Bubuhkan Fitur Baru, Player Kini Bisa Bermain Game Sambil Video Call di Messenger
-
Jumlah Pengguna Aktif Harian Capai 2 Miliar, Facebook Terus Kembangkan AI
-
Meta Serius Mengembangkan Teknologi AI, Metaverse Tak Dilupakan
-
Dituduh Memata-matai Pengguna di AS, CEO TikTok Sindir Facebook
-
Susul Twitter, Facebook dan Instagram Hadirkan Layanan Berlangganan yang Lebih Mahal
-
Meta Siapkan Pesaing Twitter, Perang Medsos Makin Ramai
-
Belum Berakhir, Meta Kembali Pangkas Karyawan
-
Tak Lagi Pisah Ranjang, Aplikasi Messenger akan Gabung Lagi dengan Facebook