Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Media sosial Twitter merupakan platform online yang banyak digunakan semua kalangan, termasuk di Indonesia. Namun sayangnya platform satu ini dikenal memiliki akun bot Twitter.
Akun bot di Twitter ini ditujukan untuk pembuatan dan penyebaran akun palsu bernilai jutaan dolar.
Perusahaan juga berbondong-bondong ke Twitter untuk mempromosikan merek mereka.
Dilansir dari laman medicaldaily, dua ilmuwan komputer dari Imperial College London, Gabriela Tavares dan Aldo Faisal memecahkan kodenya untuk menemukan algoritma yang bisa membedakan antara akun Twitter manusia, perusahaan dan cyborg.
Baca Juga
-
Manjakan Pecinta Film, Gojek Rilis Platform Video GoPlay
-
Dijemput Polda, #BebaskanAnandaBadudu Trending Topik di Twitter
-
iPhone 2020 Pakai Desain Mirip Smartphone Lawas Apple?
-
Netizen Sempat Keluhkan Twitter Lambat, Berkaitan dengan Demo?
-
Posting Berita Video Porno, Iwan Fals Minta Link ke Netizen Twitter
Kunci metode yang mereka gunakan adalah waktu, para peneliti mempelajari waktu untuk lebih dari 160.000 tweet dari akun pribadi, perusahaan dna bot yang diketahui.
Mereka melacak antara 70 dan 90 akun untuk setiap jenis pengguna.
Tavares dan Faisal meramalkan bahwa ada pola-pola tertentu dalam waktu unggahan Twitter untuk setiap jenis pengguna yang kemudian dapat digunakan untuk membedakan tiga kelompok.
Contohnya, akun manusia sungguhan suka mencuitkan tweet dari jam 7 pagi hingga tengah malam hampir setiap hari dalam seminggu.
Sementara kebanyakan perusahaan mengunggah cuitaan selama hari kerja dan jarang di akhir pekan.
Sedangkan, bot di Twitter bersifat tidak praktis dan mengirimkan volume tweet yang tinggi dan konsisten sepanjang waktu.
Dilihat dari tren ini, mereka dapat membuat model komputer yang dapat menebak tepat 80 persen dari waktu manusia, mesin atau bisnis.
Twitter menempatkan batasan pada seberapa banyak data dapat dikumpulkan dari situs, tim mengembangkan perangkat lunak open-source yang disebut Twitter Reality Miner.
Pemrograman dapat mengadaptasi algoritme untuk menyusun aplikasi Twitter menuju pemblokiran yang lebih baik, tetapi di sisi lain orang yang mungkin menggunakan penelitian untuk membangun bot yang lebih mirip manusia, mengingat sudah ada proyek yang diarahkan untuk mencapai tujuan ini.
Menurut Faisal, identifikasi dan klasifikasi tipe pengguna tertentu di Twitter dapat bermanfaat untuk berbagai keperluan, mulai dari ilmu sosial komputasi, pemfokusan iklan dan kampanye politik hingga spam dan pencurian identitas dan akun jahat.
Terkini
- Garmin Run 2024 Asia Series di Indonesia, Perayaan Pecinta Lari Segala Level
- HSPNet Hadirkan Jaringan B3JS dan BDMCS dengan Kapasitas Tinggi
- Intel Dorong Pengembangan AI untuk Enterprise dengan Gaudi 3
- Dukung QRIS dan BI Fast, Bank Saqu Ikut Meramaikan JakCloth Ramadan 2024
- Melalui Transformasi Digital, PointStar Mendukung Upaya Pemerintah Mencapai Target Pertumbuhan Ekonomi 2024
- Grab Dapatkan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU RI
- Universitas Indonesia dan Yandex Gelar Seminar AI yang Komprehensif
- Kolaborasi Huawei dan Telkomsel, Hadirkan Modem Orbit Star H2 dengan Paket Kuota FantaSix 150 GB
- Yandex, Kominfo, dan ITB Bahas Pengembangan AI yang Aman dan Beretika
- Aplikasi Merchant BCA Resmi Diluncurkan untuk Pelaku Usaha, Apa Kelebihannya?
Berita Terkait
-
Sambut Twitter 2.0, Musk Matikan Fitur Moments
-
Panas, Meta Siapkan Pesaing untuk Tandingi Twitter
-
Tak Cuma Sama Apple, Kegaduhan di Twitter Kini Mengundang Campur Tangan Pemerintah AS
-
Pantas Saja Ramai Tagar #RIPTwitter, Ternyata Ini yang Terjadi di Kantornya
-
Sempat Kena Take Down, Centang Abu-Abu pada Twitter Kini Sudah Bisa Lagi
-
Usai Beli Twitter, Elon Musk Malah Dipantau Joe Biden: Jadi Ancaman Amerika Serikat?
-
Fitur Centang Abu-Abu Twitter Batal Dirilis, Sebabnya Picu Tanda Tanya
-
Biar Tak Sembarang Orang Mengklaim Diri Jadi Tokoh Penting dengan Centang Biru, Begini Solusi dari Twitter
-
Finansial Twitter Terpukul, Elon Musk: Mereka Mencoba Menghancurkan Kebebasan Berbicara
-
Centang Biru Bisa Dibeli, Pengguna Twitter yang Pura-Pura Jadi Tokoh Bakal Kena Blokir, Kecuali Parodi