Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Belum lama ini beredar klaim bahwa jamu atau ramuan tradisional lainnya ampuh untuk lawan virus corona, kini video mengenai hal tersebut dihapus Google Indonesia.
Head of Public Policy and Government Relations Google Indonesia Putri Alam mengatakan pihaknya telah melakukan take down terhdap konten yang mengklaim obat-obatan alternatif seperti jamu, lebih ampuh menangkal virus corona baru.
"Namun bukan berarti semua video terkait jamu kita take down. Misalnya ada video-video yang mengaku lebih ampuh daripada ke dokter, itu pasti kita take down," kata Putri saat ditemui di Jakarta, Senin (9/3/2020).
Menurut dia, video-video yang mengklaim jamu atau ramuan tradisional bisa melawan virus corona belum terbukti secara medis dan bahkan cenderung untuk membuat penonton tidak mencari bantuan medis.
Baca Juga
-
5 dari 177 Hoaks Terkait Virus Corona Temuan Kominfo Diproses Hukum
-
Prototype Nintendo PlayStation Dilelang, Laku Rp 5,1 Miliar
-
AnTuTu Benchmark Lenyap dari Google Play Store, Ini Penyebabnya
-
Rayakan Hari Perempuan Sedunia, Ini yang Ditampilkan Google Doodle
-
Google dan Apple Kini Mulai Tolak Aplikasi Terkait Virus Corona
"Karena untuk isu kesehatan pasti sensitif banget. Pokoknya apa aja yang bisa mengurungkan niat viewer atau pengguna untuk mencari bantuan medis profesional, pasti kita take down," tegas Putri.
Namun, Putri juga mengatakan apabila terdapat konten yang sifatnya mampu mendorong pengguna untuk menjaga daya tahan tubuh, kemungkinan besar Google tidak akan menurunkan konten tersebut.
Google sendiri memiliki mesin pintar untuk memonitor dan menyeleksi konten-konten yang bertentangan dengan community guidelines (aturan komunitas / ekosistem Google) untuk diturunkan dari platform-platformnya.
Lebih lanjut, ia menambahkan, publik dapat berpartisipasi untuk melaporkan konten-konten yang luput dari pantauan mesin pintar Google melalui fitur flag yang terdapat di platform Google seperti mesi pencari, YouTube, hingga Google Play.
"Konten-konten yang melanggar kebijakan community guidelines kami pasti akan terdeteksi dan take down oleh machine learning kami. Tapi teknologi kan enggak sempurna, sehingga kita juga harus mengandalkan laporan dari publik melalui flagging tools kita," jelas Putri.
"Dan kalau kayak gitu, akan kita review secara manual. Kalau masih ada yang lolos juga, biasanya pemerintah secara satu pintu lewat Kominfo akan request take down berdasarkan hukum yang berlaku di negara setempat," tutup dia.
Catatan Redaksi: Jika Anda merasakan gejala batuk-batuk, demam, dan lainnya serta ingin mengetahui informasi yang benar soal virus corona Covid-19, sila hubungi Hotline Kemenkes 021-5210411 atau kontak ke nomor 081212123119.(Suara.com/Liberty Jemadu)
Terkini
- HSPNet Hadirkan Jaringan B3JS dan BDMCS dengan Kapasitas Tinggi
- Intel Dorong Pengembangan AI untuk Enterprise dengan Gaudi 3
- Dukung QRIS dan BI Fast, Bank Saqu Ikut Meramaikan JakCloth Ramadan 2024
- Melalui Transformasi Digital, PointStar Mendukung Upaya Pemerintah Mencapai Target Pertumbuhan Ekonomi 2024
- Grab Dapatkan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU RI
- Universitas Indonesia dan Yandex Gelar Seminar AI yang Komprehensif
- Kolaborasi Huawei dan Telkomsel, Hadirkan Modem Orbit Star H2 dengan Paket Kuota FantaSix 150 GB
- Yandex, Kominfo, dan ITB Bahas Pengembangan AI yang Aman dan Beretika
- Aplikasi Merchant BCA Resmi Diluncurkan untuk Pelaku Usaha, Apa Kelebihannya?
- CCTV Tak Cukup Jadi Bukti Kejahatan? Cek Tips Sistem Keamanan Terintegrasi dari Nawakara
Berita Terkait
-
Dituding Pasang Iklan di Google News, Google Indonesia Beri Tanggapan Resmi
-
Google Siapkan Donasi Rp 1,5 Miliar untuk Korban Gempa Cianjur
-
Bikin Penasaran, Ternyata Segini Jumlah Pemirsa Youtube via TV di Indonesia
-
Agar Tak Diblokir Kominfo, Google Pertimbangkan Daftar PSE Lingkup Privat
-
Bisa Bikin Bentuk Virus Corona, Keahlian Pedagang Keliling Ini Bikin Takjub
-
Bintang Emon, Tilik, dan Glenn Fredly Topik Terpopuler di Google 2020
-
Sharp Kenalkan Teknologi Plasmacluster, Diklaim Bisa Bantu Bunuh Virus
-
Google Doodle Hari Ini Kenang Benyamin Sueb
-
Pria Ini Nekat Panjat Rumah Sakit Demi Bertemu Ibunya yang Positif Corona
-
Laboratorium Vaksin Virus Corona Diduga Jadi Terget Peretas Rusia, Waduh!