Jum'at, 19 April 2024
Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta : Senin, 13 April 2020 | 20:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Tim ilmuwan internasional berhasil melakukan rekonstruksi secara digital embrio dinosaurus yang mati di dalam telurnya. Embrio tersebut ikut menjadi fosil dan diyakini berumur 200 juta tahun lalu.

Tujuh telur dinosaurus yang langka pertama kali ditemukan di Afrika Selatan pada tahun 1976.

Terdapat embrio dari spesies dinosaurus Massospondylus carinatus yang terperangkap menjadi fosil.

Menggunakan teknologi tinggi, tim ilmuwan berhasil melakukan rekonstruksi digital sebuah embrio dinosaurus.

Penelitian yang telah diterbitkan di jurnal Scientific Reports, mengungkapkan embrio yang tersisa pada tiga telur di mana embrio itu mempunyai ukuran sangat kecil yaitu kurang dari 2 sentimeter saja.

Penampakan embrio dinosaurus. (Jurnal Scientific Reports/ Dr Kimberley Chapelle)

Dikutip dari Guardian, Massospondylus carinatus merupakan dinosaurus pemakan tumbuhan dari periode Jurassic Awal yang bisa tumbuh hingga 5 meter.

Namun embrio mereka ternyata mempunyai ukuran sangat kecil yaitu kurang dari 2 sentimeter dengan gigi yang lebih pendek dari satu milimeter.

Peneliti meletakkan fosil dinosaurus ke akselerator partikel pada European Synchrotron Radiation Facility (ESRF) di Grenoble, Prancis.

Di sini, sebuah cincin elektron yang sangat panjang dipercepat mendekati kecepatan cahaya, yang membuat mereka memancarkan sinar-X bertenaga tinggi untuk memindai fosil pada tingkat detail mikroskopis.

Rekonstruksi tulang tengkorak embrio dinosaurus. (Jurnal Scientific Reports/ Dr Kimberley Chapelle

Teknik itu dikenal sebagai pencitraan "sinar-X synchrotron".

"Synchrotron memiliki beberapa keunggulan dibandingkan CT scan laboratorium lainnya. Sumber synchrotron seratus miliar kali lebih terang daripada sumber sinar-X rumah sakit. Sifat-sifat radiasi synchrotron membuatnya ribuan kali lebih sensitif terhadap kontras kepadatan, yang berarti membuatnya lebih mudah untuk membedakan tulang dari matriks batuan pembungkus," kata Profesor Doktor Kimberley Chapelle, seorang pemimpin penelitian dari University of the Witwatersrand kepada IFLScience.

Embrio dinosaurus tampaknya telah menjadi fosil pada sekitar 60 persen dari masa inkubasi mereka.

Kesamaan signifikan dapat dilihat pada "gigi bayi" dinosaurus yang akan hilang sebelum menetas, seperti halnya tokek dan buaya modern.

Mereka juga mengandung bukti set gigi kedua, yang secara struktural mirip dengan gigi yang ditemukan pada reptil yang baru menetas.

Penelitian dan rekonstruksi digital dari embrio dinosaurus ini sangat menarik karena bisa memberikan pengetahuan mendalam mengenai perkembangan fisik dinosaurus pada periode 200 juta tahun lalu.

BACA SELANJUTNYA

Ditemukan Fosil Predator Paling Tua, Berasal dari 560 Juta Tahun Silam