Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Kini aplikasi berbasis video conference kian populer di tengah pandemi COVID-19. Perusahaan global cybersecurity Kaspersky menyelidiki lanskap ancaman untuk aplikasi pertemuan sosial demi memastikan keamanan dan kenyamanan proses komunikasi penggunanya.
Hasil analisis mendeteksi sekitar 1.300 file teridentifikasi menggunakan nama yang serupa dengan aplikasi populer seperti Zoom, Webex, dan Slack. Para pelaku kejahatan siber menggunakan kesempatan di tengah krisis seperti ini dan mendistribusikan berbagai ancaman siber dengan kedok aplikasi terkemuka.
"Kami berpikir bahwa, penting bagi orang-orang untuk mengetahui tentang keberadaan ancaman semacam itu. Dalam keadaan seperti saat ini, ketika sebagian besar dari kita bekerja dari rumah, sangat penting untuk memastikan bahwa apa yang kita gunakan sebagai platform pertemuan sosial daring diunduh dari sumber sah, dengan pengaturan tepat dan tidak memiliki kerentanan berat yang belum diatasi sebelumnya," ucap Denis Parinov, pakar keamanan di Kaspersky.
Jumlah penyebaran file yang menyamar sebagai aplikasi pertemuan sosial populer didominasi oleh Zoom sebanyak 42 persen, Webex 22 persen, Gotomeeting 13 persen, Flock dan Slack 11 persen, Join.me dan Lifesize 0,46 persen, MSteams 0,23 persen, dan HighFive 0,08 persen.
Baca Juga
-
Melejit! Unduhan TikTok Versi Android Tembus 1 Miliar
-
Terpopuler: 7 HP Murah RAM 3 GB Rp 1 Jutaan dan Bocah Dikerjai Google
-
Dukung Keluarga Mitra, Gojek YABB dan Alfamart Bagikan Paket Sembako
-
Begini Cara Gunakan Face ID iPhone Ketika Pakai Masker
-
Berlaku 18 April Besok, Aturan IMEI Tetap Berlangsung di Tengah Pandemi
Menurut keterangan pers yang didapat Suara.com, di antara 1.300 file tersebut setidaknya ada 200 ancaman yang terdeteksi. Ancaman paling umum adalah dua jenis adware yaitu DealPly dan DownloadSponsor.
Kedua jenis adware ini merupakan pemasang atau installer yang akan menampilkan iklan atau mengunduh modul adware. Perangkat lunak tersebut biasanya muncul pada perangkat pengguna setelah diunduh dari pasar tidak resmi.
Di sisi lain, pada beberapa kasus, pakar Kaspersky menemukan ancaman yang disamarkan sebagai file .lnk atau pintas (shortcuts) ke aplikasi. Bahkan sebagian besar terdeteksi sebagai Exploit.Win32.CVE-2010-2568, sebuah kode berbahaya yang cukup lama ada namun masih tersebar luas. Ini memungkinkan penyerang menginfeksi beberapa komputer dengan malware tambahan.
Tetapi menurut para ahli, "raja" sebenarnya dari aplikasi pertemuan sosial yang paling banyak digunakan oleh pelaku kejahatan siber dalam percobaan mendistribusikan ancaman siber adalah Skype.
Kaspersky berhasil menemukan sebanyak 120.000 file mencurigakan yang menggunakan nama aplikasi tersebut. Perlu diwaspadai, penggunaan nama aplikasi Skype pun tidak hanya ditujukan untuk mendistribusikan adware, tetapi juga berbagai malware seperti Trojan.
Denis Parinov menambahkan bahwa tidak ada lonjakan dramatis dalam jumlah serangan atau jumlah file yang disamarkan sebagai aplikasi pertemuan sosial yang populer saat ini. Jumlah aktual dari file-file yang ditemukan cukup berada di level moderat. Namun lain halnya dengan Skype, aplikasi ini pada dasarnya sudah menjadi target bagi para pelaku kejahatan siber selama bertahun-tahun karena popularitasnya.
Di kesempatan berbeda, Director of Global Research & Analysis Team (GReAT), APAC at Kaspersky Vitaly Kamluk berpendapat bahwa aplikasi dan platform-platform terkenal, memang menjadi sasaran empuk bagi para penjahat siber.
"Zoom kini menjadi salah satu platform group teleconference yang paling banyak digunakan, di saat pandemi Covid-19 ini. Para penjahat siber memang menargetkan platform-platform terkenal yang kini menjadi komoditi masyarakat luas," ujarnya melalui virtual conference, Rabu (15/4/2020).(Suara.com/ Lintang Siltya Utami)
Terkini
- Garmin Run 2024 Asia Series di Indonesia, Perayaan Pecinta Lari Segala Level
- HSPNet Hadirkan Jaringan B3JS dan BDMCS dengan Kapasitas Tinggi
- Intel Dorong Pengembangan AI untuk Enterprise dengan Gaudi 3
- Dukung QRIS dan BI Fast, Bank Saqu Ikut Meramaikan JakCloth Ramadan 2024
- Melalui Transformasi Digital, PointStar Mendukung Upaya Pemerintah Mencapai Target Pertumbuhan Ekonomi 2024
- Grab Dapatkan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU RI
- Universitas Indonesia dan Yandex Gelar Seminar AI yang Komprehensif
- Kolaborasi Huawei dan Telkomsel, Hadirkan Modem Orbit Star H2 dengan Paket Kuota FantaSix 150 GB
- Yandex, Kominfo, dan ITB Bahas Pengembangan AI yang Aman dan Beretika
- Aplikasi Merchant BCA Resmi Diluncurkan untuk Pelaku Usaha, Apa Kelebihannya?
Berita Terkait
-
Siap Ekspansi, Zoom Ingin Saingi Google Workspace dan Microsoft Office
-
Penampilan Lebih Kece, Ini Cara Pakai Filter Touch Up My Appearance di Zoom
-
Pengguna 3 Indonesia Salurkan Dana Bantuan #KitaBersatu Melalui UNICEF
-
Bisa Digunakan 250 Anggota, Begini Cara Mudah Pakai Google Meet
-
Untuk Sekolah Online, Begini Cara Mudah Pakai Zoom
-
Sambut Tahun Ajaran Baru, Ini Rekomendasi Laptop untuk Sekolah Online
-
Pengguna Microsoft Teams Bisa Pilih Sendiri Latar untuk Video Call
-
7 Background Zoom Kocak, Bikin Ngakak Saat Video Call
-
Zoom Kembali Tingkatkan Sistem Keamanan, Tapi untuk Pengguna Berbayar
-
Tak Pernah Bertemu, Sepasang Kekasih Ini Tunangan via Zoom