Sabtu, 27 April 2024
Agung Pratnyawan : Jum'at, 09 Oktober 2020 | 19:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Viral kisah dosen yang menjanjikan nilai A untuk mahasiswa yang ikut melakukan aksi ujuk rasa menolak UU Cipta Kerja. Tentu saja, cerita ini langsung menarik perhatian netizen.

Lewat akun Facebook miliknya, Umar Sholahudin, dosen Universitas Wijaya Surabaya ini menyampaikan bakal memberi mahasiswanya nilai A apabila mengikuti demonstrasi memprotes UU Cipta Kerja.

Saat dikonfirmasi oleh pihak Suara.com, Umar Sholahudin membenarkan bahwa ia akan memberikan nilai A untuk mata kuliah Gerakan Sosial dan Pembangunan bagi mahasiswa yang terlibat dalam aksi demonstrasi.

Dosen Universitas Wijaya Surabaya ini menuturkan bahwa ada beberapa alasan yang membuatnya memilih langkah ini.

Satu yang pasti, adanya aksi menolak UU Cipta Kerja ini menurutnya menjadi pembelajaran politik yang penuh makna bagi mahasiswanya.

"Saya ingin memotivasi mahasiswa agar memiliki kesadaran etis, moral, dan kritis atas persoalan sosial masyarakat, khususnya terkait UU Cilaka yang bermasalah dan protes dari Kaum Buruh atau Pekerja," ujar Umar kepada Suara.com, Kamis (8/10/2020) sore.

Lebih lanjut lagi, Umar Sholahudin juga menegaskan bahwa unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja ini bisa menjadi bagian dari laboratorium politik bagi mahasiswanya secara nyata.

Dosen di Surabaya Beri Nilai A Untuk Mahasiswanya yang Ikut Unjuk Rasa Tolak UU Cipta Kerja (Facebook: Umar Sholahudin).

"Karena mereka langsung terjun ke lapangan jadi bisa tahu dan paham secara nyata persoalan yang diperjuangkan oleh kaum buruh," tukasnya.

Dosen Universitas Wijaya Surabaya ini pun menganggap aksi ini penuh urgensi. Pasalnya, UU Cipta Kerja ini tidak hanya berdampak kepada kaum buruh saja, tetapi juga mahasiswa setelah nantinya lulus dari dunia perkuliahan.

Menurutnya, aksi ini merupakan bagian dari kontribusi untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik bagi kesejahteraan buruh dan masyarakat Indonesia.

"Saya sangat menghargai partisipasi aktif mahasiswa untuk terlibat dalam aksi moral dan solidaritas serta rasa empatik simpatik kemanusiaan untuk kaum buruh," tegasnya.

Tidak hanya itu, Umar Sholahudin pun berharap agar UU Cipta Kerja tersebut dibatalkan dan dikaji ulang. Ada beberapa cara yang menurutnya bisa menjadi alternatif pilihan selanjutnya.

Pertama adalah Presiden mengeluarkan Perppu atau UU Cipta Kerja ini dibahas ulang dengan penuh kehati-hatian dan melibatkan berbagai pihak.

"Tidak usah terburu-buru dan melibatkan kaum buruh masyarakat secara nyata," jelas Umar.

Kedua adalah mengajukan ke MK sebagai langkah konstitusional. Umar sendiri mengapresiasi sejumlah pihak yang sudah siap membawa UU Cipta Kerja ini kepada MK.

Dosen Program Studi Sosiologi ini pun menuntut agar UU Cipta Kerja lebih berpihak kepada kepentingan buruh, bukan kepada pemilik modal saja.

Setelah postingan itu viral, Umar Sholahudin bercerita soal unggahannya yang dipenuhi oleh komentar sinis sejumlah warganet.

"Kalau lihat Facebook saya, sepertinya ada Buzzer yang nyerang saya. Mereka fitnah gara-gara statement viral ini," ungkapnya.

Umar sendiri telah mengantisipasi ujaran sinis yang dilayangkan kepadanya. Ia mengaku akan membiarkannya dulu. Sebab, meladeni mereka menurut Umar hanya akan membuat para penyindir bahagia.

"Saya sih paling gampang tak biarin saja. Gak tak respon. Kalau direspon malah senang dia. Saya biarkan saja. Kerja Buzzer luar biasa keji fitnah dan serangannya," kata Umar.

Untuk diketahui, sejumlah orang yang berkomentar dalam Facebook Umar Sholahudin menyoroti para demonstran yang tidak patuh akan protokol kesehatan.

Umar sendiri mengatakan bahwa selama aksi berlangsung ia selalu menggunakan masker. Ia hanya membuka maskernya sebentar saat berfoto saja.

"Itu saya lepas masker ketika foto saja. Pasca itu saya pakai terus sampai rumah," tuturnya.

Kendati demikian, beberapa warganet lainnya lebih fokus pada substansi aksi protes ini. Mereka sepakat apabila UU Cipta Kerja ini dicabut lantaran merugikan rakyat.

Itulah kehebohan netizen menanggapi dosen yang menjanjikan nilai A pada mahasiswa peserta aksi demo tolak UU Cipta Kerja. (Suara.com/ Hernawan).

BACA SELANJUTNYA

Nia Ramadhani Ngaku Punya Penampilan Awet Muda, Netizen Beri Komentar Nyinyir Begini