Sabtu, 20 April 2024
Agung Pratnyawan : Rabu, 14 September 2022 | 07:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSNHinsa Siburian kembali buka suara soal aksi peretasan yang dilakukan hacker Bjorka belakangan ini. Menurut Kepala BSSN, serangan tersebut masih dalam intensitas rendah.

Hinsa Siburian menyebutkan klasifikasi serangan siber berupa pencurian data seperti yang dilakukan hacker Bjorka, masih tergolong dalam katergori intensitas rendah.

Pernyataan ini dikatakan Kepala BSSN dalam jumpa pers di Kantor BSSN di Sawangan, Depok, Jawa Barat, Selasa (13/9/20220).

"Kalau dilihat dari kategori atau klasifikasi serangan yang bersifat pencurian data itu masih intensitas rendah sebenarnya," kata Hinsa diwartakan Suara.com (13/9/20220).

Secara keseluruhan, Hinsa Siburian menjelaskan intensitas ancaman serangan siber sendiri diklasifikasikan menjadi tiga, yakni rendah, sedang, dan tinggi.

Serangan siber dengan intensitas tinggi menurutnya adalah yang sampai melumpuhkan infrastruktur informasi vital.

"Jadi, infrastruktur informasi vital ini adalah sistem elektronik yang sudah digunakan di objek vital nasional kita," tambahnya.

Ilustrasi hacker. (pixabay)

Terkait hal tersebut, kepala BSSN kemudian menegaskan bahwa secara umum infrastruktur informasi vital nasional sampai saat ini berjalan dengan baik.

"Sistem elektronik yang untuk pelayanan masyarakat berjalan dengan baik; yang menjadi persoalan isu sekarang ini adalah masa data oleh Bjorka ini disebarkan sedemikian rupa," katanya.

Oleh karena itu, dia mengatakan masyarakat sebenarnya tidak perlu terlalu resah terhadap isu kebocoran data nasional oleh hacker yang mengaku sebagai Bjorka.

"Secara umum ini adalah masalah data," imbuh Hinsa Siburian.

Dia menjelaskan BSSN telah melakukan proses validasi dan forensik digital terhadap data-data yang beredar tersebut. Sehingga, meskipun ada informasi valid dari data-data yang bocor tersebut, lanjutnya, validitas tersebut memiliki masa berlaku untuk menentukan apakah data tersebut merupakan informasi penting atau data terbaru.

"Setelah ditelisik, ini ada juga datanya berulang. Jadi, saya tidak katakan semuanya tidak valid, tapi ada juga valid, tapi juga ada masanya waktunya," jelas Kepala BSSN.

Namun, katanya, isu peretasan data nasional yang mencuat belakangan ini perlu menjadi pengingat akan pentingnya meningkatkan keamanan siber, apalagi ancaman serangan siber bisa terus berkembang.

"Jadi enggak boleh sombong 'oh kami sudah kuat, sistem kami paling hebat', tidak ada. Karena apa? Teknologi kan berkembang, hacker dan ancaman berkembang," ujar Hinsa Siburian.

Itulah pernyataan Kepala BSSN yang menyebut kalau serangan siber yang dilakukan hacker Bjorka masih tergolong intensitas rendah. (Suara.com/ Liberty Jemadu)

BACA SELANJUTNYA

Asal Nama Bjorka dan Serentetan Aksi Jahatnya, Termasuk Bongkar Data Rafael Alun