Hitekno.com - Uni Eropa telah memberlakukan larangan menyeluruh untuk menyediakan layanan kripto kepada Rusia sebagai bagian dari sanksi putaran kedelapan yang disetujui.
Dilansir dari Russia Today, langkah baru itu meningkatkan pembatasan yang telah diberlakukan sejak April.
"Efeknya, larangan yang ada pada aset kripto telah diperketat dengan melarang semua dompet, akun, atau layanan penahanan aset kripto, terlepas dari jumlah dompet (sebelumnya hingga 10.000 euro diizinkan)," bunyi siaran pers yang diterbitkan di situs web Komisi Eropa.
Setelah Visa dan Mastercard meninggalkan pasar Rusia awal tahun ini dan beberapa bank terputus dari SWIFT, cryptocurrency, khususnya stablecoin USDT, menjadi salah satu cara paling populer bagi Rusia untuk memindahkan uang ke luar negeri.
Operator layanan crypto yang berkantor pusat di UE mungkin harus berhenti memproses transaksi dengan Rusia, kecuali klien tersebut tinggal di blok tersebut, tulis Forbes Russia pada hari Kamis (6/10/2022).
Platform non-UE disinyalir bisa saja mengikuti langkah ini, menurut media tersebut. Setelah blok tersebut memperkenalkan batas 10.000 euro pada bulan April, Binance yang terdaftar di AS, salah satu bursa paling populer di kalangan rusia, mengadopsi ukuran yang sama.
Berita Terkait
Berita Terkini
-
Registrasi SIM Berbasis Face Recognition Picu Polemik, Publik Soroti Risiko Kebocoran Data Pribadi
-
Registrasi SIM Berbasis Face Recognition Dinilai Berisiko, Pakar Ingatkan Ancaman Privasi dan Penyalahgunaan Data
-
5 Fakta BONDS, Perangkat Pemanas Tembakau dengan Inovasi Teknologi Baru
-
Keamanan Registrasi SIM dengan Face Recognition Masih Dipertanyakan Jelang 2026
-
Registrasi SIM Card Pakai Face Recognition Mulai 2026, Pakar Ingatkan Ancaman Kebocoran Data