Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Pengadilan Rusia telah mendenda Twitch total delapan juta rubel (dua miliar rupiah lebih) setelah raksasa streaming langsung yang berbasis di AS itu gagal menghapus materi yang berisi apa yang dikatakannya sebagai kebohongan terkait dengan konflik Ukraina.
Dilansir dari Russia Today (19/10/2022), pengadilan Hakim Tagansky di Moskow menghantam platform online, anak perusahaan perusahaan teknologi Amazon, dengan dua denda, masing-masing setara dengan empat juta rubel, dalam dua kasus terpisah.
Yang pertama adalah untuk menyebarkan "informasi menyesatkan tentang perang nuklir, mobilisasi, dan operasi militer khusus di Ukraina."
Menurut pengadilan, semua klaim dibuat selama streaming yang menampilkan jurnalis Ukraina terkemuka Dmitry Gordon.
Baca Juga
-
Walau Bisa Jamin Lancarnya Koneksi, Ini Kendala untuk Membuat HP yang Konek ke Satelit
-
Hasil Playoff MPL Season 10 Day 1: Aura Fire Menang, Alter Ego Pulang Awal
-
5 Karakter Anime yang Pura-Pura Kuat padahal Aslinya Lemah, Nomor 1 Sering Bikin Ngakak
-
Cocok untuk Daily Driver, Ini 4 Keunggulan Redmi A1 yang Perlu Kamu Tahu
-
Sudah Mewah di Zamannya, Rumah Megah di Jaksel Tahun 1971 Ini Curi Perhatian
Sementara itu, denda kedua dikenakan pada Twitch karena kegagalannya untuk menghapus rekaman dengan seorang ahli militer Ukraina dan wawancara dengan Alexey Arestovich, ajudan utama Presiden Ukraina Vladimir Zelensky, yang dikatakannya menyebarkan kebohongan tentang tentara Rusia.
Ini bukan pertama kalinya peradilan Rusia menjatuhkan denda pada Twitch karena gagal menghapus informasi tentang serangan Moskow di Ukraina.
Tiga hukuman sebelumnya masing-masing berjumlah empat, tiga dan dua juta rubel. Dalam beberapa bulan terakhir, pihak berwenang Rusia telah memberlakukan berbagai pembatasan dan denda pada sejumlah platform Barat karena tidak mematuhi undang-undang setempat.
Langkah-langkah ini mencakup larangan di Facebook dan Instagram, yang memungkinkan ujaran kebencian online terhadap warga negara Rusia, dan denda pada raksasa pencarian Amerika Google karena kegagalannya untuk menghapus informasi terlarang tentang konflik Ukraina.
Pada awal Maret, Rusia mengadopsi undang-undang yang memungkinkan denda besar dikenakan pada orang dan entitas karena mendiskreditkan tentara Rusia atau menyerukan sanksi terhadap negara itu.
Jika suatu pelanggaran mengarah pada "konsekuensi serius," pelaku dapat menghadapi hukuman penjara hingga 15 tahun.
Terkini
- Kumpulan Video untuk Nada Alarm Sahur MP3, Pas Selama Ramadhan
- Viral Pria Terekam CCTV Mencuri Celana Dalam, Netizen Penasaran Apa Motifnya
- Kumpulan Link Download Ringtone Sahur Upin dan Ipin
- Jaringan 3G Telkomsel Bakal Dimatikan Mei 2023, Jakarta yang Terakhir
- Nokia Usung Misi Sediakan Internet 4G, tapi di Bulan
- Dulu Akrab, Netizen Soroti Momen Canggung Nopek Novian dan Livy Renata
- Gadis Cantik Punya Wajah Mirip Dewi Persik, Netizen Kesengsem
- Jual Minuman Pakai Nama Sambo Kuwat dan Putri, Aksi Penjual Ini Tuai Berbagai Reaksi dari Netizen
- 20 Link Video Bangunin Sahur, Ampuh Bikin Melek Bisa untuk Alarm
- Netizen Tuding Deretan Artis Ini Pernah Promosikan Judi Online, Ada Denny Cagur hingga Ari Lasso
Berita Terkait
-
Reaktor Nuklir di Amerika Serikat Bocor, Pihak Berwenang Malah Sempat Tutup Mulut
-
Rusia Telah Luncurkan Satelit Baru, Siap Sokong Komunikasi Canggih
-
Ilmuwan Temukan Obat Baru, Bisa Atasi Penyakit Stephen Hawking
-
Apple Kena Denda Terkait Kasus Anti Monopoli dengan Kaspersky Lab
-
Fasilitas Pengolahan Uranium di AS Kebakaran, 200 Karyawan Dievakuasi
-
Fokus ke Bantuan Kemanusiaan, Elon Musk Enggan Persenjatai Satelit Internet SpaceX
-
Jepang Stop Ekspor Teknologi ke Rusia, Semikonduktor dan Robot Tak Boleh Dikirim
-
Situs Pemerintah Jerman Berguguran karena Serangan DDoS, Rusia Bantah Keterlibatan
-
Gara-Gara Cookie, TikTok Kena Denda Selangit di Prancis
-
Eropa Krisis Energi, Inggris Malah Tutup Reaktor Nuklir, Apa Sebab?