Kamis, 25 April 2024
Cesar Uji Tawakal : Rabu, 08 Maret 2023 | 14:48 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Industri makanan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Apalagi di era pandemi Covid-19 membuat industri makanan harus memutar otak agar tetap terus berjalan. Cloud kitchen adalah salah satu istilah dalam konsep bisnis. Orang juga banyak menyebut cloud kitchen sebagai virtual kitchen atau virtual restaurant.

Perkembangan Cloud kitchen cukup pesat karena dianggap cocok pada era pandemi Covid-19. Cloud kitchen menggunakan dapur komersial untuk tujuan menyiapkan makanan hanya untuk diantar atau dibawa pulang, tanpa pelanggan yang makan di tempat.

Cloud kitchen memungkinkan pemilik restoran untuk memperluas restoran yang sudah ada atau memulai merek virtual dengan biaya minimal. Hal ini memberikan peluang kepada pemilik restoran untuk mengukur, menjelajahi pasar baru, atau mencoba konsep baru.

Banyak restoran menggunakan cloud kitchen sebagai ruang percobaan, mengoptimalkan staf dan inventaris sambil menguji ide-ide baru. Ada beberapa jenis model bisnis cloud kitchen:

  1. Model cloud kitchen ruang bersama, pemilik restoran menggunakan staf dan produk mereka sendiri, tetapi ruang dan peralatan dimiliki oleh pihak ketiga. Ruang dapur bersama dapat digunakan oleh beberapa bisnis, masing-masing ingin menyiapkan makanan di rumah tanpa biaya restoran.
  2. Model cloud kitchen ruang khusus adalah ruang yang disewa (atau dibeli) oleh merek semata-mata untuk digunakan sendiri. Mereka mungkin memutuskan untuk menggunakan satu atau lebih konsep berbeda di lokasi, tetapi tidak memiliki merek lain yang beroperasi dengan mereka.

Dapur cloud dapat digunakan untuk meluncurkan bisnis atau konsep baru - juga dikenal sebagai restoran virtual atau merek virtual. Merek virtual beroperasi dari dapur yang sudah mapan dan memungkinkan bisnis untuk menguji konsep baru tanpa investasi besar.

Cara Cloud Kitchen Beroperasi

Ilustrasi makanan di resepsi pernikahan. (Pixabay)

Cloud kitchen didasarkan pada model bisnis khusus pengiriman. Restoran-restoran ini mengandalkan pesanan yang datang melalui situs web mereka sendiri, atau melalui aplikasi pengiriman seperti GoFood, GrabFood, ShopeeFood dan lain-lain, untuk mengantarkan makanan.

Model bisnis ini memungkinkan restoran untuk mendiversifikasi dan memperluas basis pelanggan mereka sambil memangkas dua biaya operasional terbesar—sewa dan tenaga kerja. Dengan biaya rendah dan hanya staf dapur yang diperlukan, bisnis memiliki peluang untuk meminimalkan biaya dan memaksimalkan pesanan.

Karena hanya untuk pengiriman, Cloud kitchen tidak perlu menciptakan pengalaman bersantap di tempat pengalaman bagi pelanggan. Mereka tidak perlu khawatir dengan biaya sewa yang tinggi, investasi modal yang besar, interior restoran, fasilitas tamu, dan staf front-of-house.

Karena akuisisi pelanggan dicapai melalui platform digital, cloud kitchen banyak berinvestasi dalam teknologi yang memanfaatkan seluruh operasi bisnis. Selain teknologi, investasi besar juga dapat mencakup infrastruktur dapur yang lengkap dan tenaga terlatih, seperti juru masak dan supir pengiriman.

Beberapa restoran cloud mengandalkan armada pengiriman mereka sendiri untuk mempersonalisasi layanan mereka, sementara yang lain memanfaatkan agregator untuk pengiriman.

Itulah penjelasan singkat tentang cloud kitchen yang bisa menjadi gambaran jika kamu ingin membuka bisnis dibidang kuliner. Semoga informasi ini bermanfaat.

Kontributor: Pasha Aiga Wilkins

BACA SELANJUTNYA

Google Cloud Kenalkan Kemampuan AI Generatif Baru