Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Sebuah studi dari NewsGuard baru-baru ini menemukan hampir 50 situs web yang dipenuhi oleh alat kecerdasan buatan (AI) yang memposting informasi yang tidak akurat atau bahkan palsu.
Masalah utama bukanlah informasi yang salah itu sendiri, tetapi situs-situs tersebut menyamar sebagai outlet berita yang terpercaya dengan mengambil nama yang generik seperti Daily Business Post.
Dilansir dari Sputnik News, hal ini memicu kekhawatiran akan semakin berkembangnya fenomena yang disebut âTextpocalypseâ yang mana internet akan dibanjiri teks-teks yang dihasilkan oleh AI yang akan digunakan untuk melatih AI baru untuk menghasilkan lebih banyak teks palsu.
Sebagian besar situs web tersebut hanyalah alat bantu untuk menghasilkan konten dengan kualitas rendah yang diisi dengan kata kunci untuk menarik pendapatan iklan.
Baca Juga
Meskipun kebanyakan situs web semacam itu hanya menghasilkan sedikit atau bahkan tidak menghasilkan keuntungan sama sekali, sebagian besar dari mereka menjalankan iklan programatik.
Ini berarti pemilik situs semacam itu mendapatkan sumber penghasilan pasif. Selain itu, beberapa perusahaan praktik âguest postingâ yang berarti mereka membayar uang kepada konten-konten tersebut agar mereka disebut di situs web tersebut dengan tujuan meningkatkan peringkat pencarian mereka.
Salah satu situs tersebut melaporkan berita palsu tentang kematian Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada tanggal 2 April.
Berita ini kemudian dihapus karena kekeliruan yang terlalu jelas. Tetapi sebuah cache dari teks berita palsu tersebut masih dapat ditemukan di beberapa situs web.
Seorang jurnalis dan ahli teknologi besar, Gordon Crovitz mengatakan bahwa "menggunakan model AI yang dikenal membuat fakta untuk menghasilkan apa yang hanya terlihat seperti situs web berita adalah penipuan yang menyamar sebagai jurnalisme".
Para peneliti juga khawatir tentang fakta bahwa alat pembuat konten semacam itu menjadi virtual gratis.
Noah Giansiracusa, seorang profesor asosiasi ilmu data dan matematika di Bentley University, mengatakan bahwa kebohongan berita palsu untuk iklan dulunya merupakan skema berbayar rendah yang dimiliki oleh mereka yang setidaknya masih mengeluarkan biaya untuk membayar gaji rutin pada lulusan sekolah media.
Namun kini, mereka hanya memerlukan komputer yang terhubung ke internet untuk melakukan kejahatan ini.
Terkini
- Hasil Studi Cloudflare, Indonesia Rugi Rp 15 Miliar akibat Insiden Keamanan Siber
- 10 Istilah AI yang Harus Diketahui
- Inovasi AI Nokia, Manfaatkan Natural Language Processing Lebih Lanjut
- Ekspansi Bespin Global di Indonesia, Bidik Pasar Cloud dan Generatif AI
- Hanya 17 Persen Organisasi Asia Pasifik Telah Efektif Berinovasi
- Keunggulan Mesin Motor Berteknologi Karburator dalam Modifikasi
- Gojek Luncurkan Jaket Baru, Berharap Bisa Memperkuat Semangat Gotong Royong
- Indonesia Privacy and Security Summit 2023: Tantangan Implementasi UU Pelindungan Data Pribadi
- 7 Cara Menjaga Keamanan Dokumen Digital Anda
- GrabCar Hadirkan Fitur Mode Hening, Perjalanan Lebih Tenang dan Minim Interaksi
Berita Terkait
-
Hasil Studi Cloudflare, Indonesia Rugi Rp 15 Miliar akibat Insiden Keamanan Siber
-
10 Istilah AI yang Harus Diketahui
-
Hanya 17 Persen Organisasi Asia Pasifik Telah Efektif Berinovasi
-
Telco X: "X" terbaru yang dibawa Elon Musk ke Indonesia?
-
Qualcomm Bahas Hybrid AI, Dapat Menghasilkan Karya Digital dan Banyak Manfaat
-
Apa itu Google Gemini? Teknologi AI Pesaing ChatGPT
-
Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
-
Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
-
Jadwal PPDB Jatim 2023 Tahap 1-5 Lengkap dengan Link Daftar Siswa Baru
-
AI Chatbot akan Hadir di Instagram, Fitur Apa yang Ditawarkan?