Senin, 06 Mei 2024
Agung Pratnyawan : Sabtu, 21 Juli 2018 | 07:00 WIB

Hitekno.com - Banyak terjadi peristiwa Gerhana di 2018 ini. Dua Gerhana Bulan dan tiga Gerhana Matahari terjadi di 2018 ini. Normalkah hal ini terjadi?

Memang tidak semuanya dapat diamati di langit Indonesia. Tapi lima peristiwa Gerhana yang terjadi pada 2018 ini terhitung cukup banyak.

Gerhana Matahari bisa terjadi pada fase Bulan baru, sementara Gerhana Bulan hanya terjadi saat fase Bulan Purnama.

Lalu, bagaimana kalau tidak terjadi Gerhana Matahari saat fase Bulan baru dan tidak terjadi Gerhana Bulan saat fase Bulan Purnama? Hal itu dikarenakan bidang orbit Bulan yang miring sekitar lima derajat terhadap ekliptika Bumi.

Gerhana Matahari sering dianggap langka di Indonesia karena tidak sering terjadi. Meskipun faktanya sekitar setiap 18 bulan sekali Gerhana Matahari Total selalu terjadi dan bisa dilihat dari beberapa tempat di permukaan Bumi.

Sayangnya, Gerhana Matahari baru akan kembali menyapa Indonesia pada 26 Desember 2019.

Gerhana Matahari Paling Jelas Berada di Garis Hijau(Sumber: Fred Espenak via eclipsewise)

Pada tanggal 13 Juli lalu, Gerhana Matahari baru saja terjadi di pesisir selatan Australia, Selandia Baru, hingga Antartika. Namun, Indonesia tidak dapat melihatnya.

Untuk Gerhana Bulan sendiri, menurut perhitungan Jean Meeus dan Fred Espenak, ahli matematika astronomi, dalam periode 5.000 tahun antara tahun 2000 SM hingga 3000 M akan ada setidaknya 12.064 kali Gerhana Bulan.

Dari jumlah perhitungan ini, 3.479 di antaranya adalah Gerhana Bulan Total dan sisanya akan menjadi Gerhana Bulan Parsial. Bila dikalkulasikan pada setiap tahunnya, maka rata-rata akan terjadi dua sampai tiga kali Gerhana Bulan per tahun.

Dengan kata lain, peristiwa Gerhana Bulan akan bisa dilihat di langit Bumi sekitar setiap 17 bulan sekali. Jadi bisa disimpulkan bahwa terjadinya peristiwa gerhana di 2018, baik Gerhana Bulan dan Matahari dalam satu tahun mencapai lima kali adalah peristiwa yang wajar.

Gerhana yang bisa dilihat di langit Indonesia tercepat adalah peristiwa Gerhana Bulan Total yang akan terjadi pada 28 Juli mendatang.

Gerhana bulan (sumber foto: pixabay)

Gerhana Bulan Total ini dikabarkan memiliki durasi totalitas yang lebih panjang yaitu selama 1 jam 43 menit. Durasi ini akan menjadi durasi totalitas Gerhana Bulan terpanjang di abad ke-21.

Sebagai informasi peristiwa Gerhana adalah fenomena astronomi yang terjadi saat sebuah benda angkasa bergerak ke dalam bayangan sebuah benda angkasa lain.

Istilah ini umumnya digunakan untuk Gerhana Matahari ketika posisi Bulan terletak di antara Bumi dan Matahari. Pun dengan Gerhana Bulan saat sebagian atau keseluruhan penampang Bulan tertutup oleh bayangan Bumi.

Gerhana sendiri adalah peristiwa langit yang tergolong biasa saja dalam astronomi. Namun, di era modern ini kebanyakan orang menganggapnya sebagai peristiwa yang tidak biasa dan kerap disangkut pautkan pada tanda-tanda lainnya.

Tulisan mengenai Gerhana di 2018 ini sudah dimuat di Suara.com dengan judul Banjir Peristiwa Gerhana pada 2018, Normalkah?

BACA SELANJUTNYA

Apa Itu Gerhana Matahari Hibrida, Cek Penjelasan Lengkapnya