Jum'at, 29 Maret 2024
Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta : Minggu, 09 September 2018 | 20:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Model cuaca yang sudah dibuat oleh para ahli sekarang dapat memprediksi kapan akan terjadinya badai atau hujan deras. Namun masih saja ilmuwan kesusahan memprediksi kapan petir terjadi.

Baru-baru ini, para peneliti berhasil membuat simulasi global yang lebih akurat untuk memprediksi kapan dan dimana petir akan menyambar.

Dalam teori ilmiah, petir biasanya terbuat dari dua bahan utama. Bahan pertama, ia membutuhkan udara hangat yang naik untuk menciptakan awan guntur.

Bahan yang kedua adalah awan guntur harus mempunyai graupel atau hujan es lembut yang berbentuk tetesan super dingin.

Perbedaan muatan listrik yang tercipta bisa menghadirkan medan listrik yang besar sehingga tercipta petir.

Petir di Great Plains Amerika Serikat. (Science 360)

Model cuaca dan iklim untuk mensimulasikan petir yang sebelumnya dikuasai oleh ilmuwan memiliki resolusi spasial sekitar 100 kilometer.

Wilayah itu terlalu besar untuk memprediksi datangnya petir sehingga kita tak tahu secara spesifik dimana petir akan datang.

Dikutip dari Sciencemag, seorang peneliti dan ilmuwan bernama Paul Field serta beberapa peneliti lain mulai melakukan penelitian mengenai petir dengan reslousi spasial yang cukup kecil.

Mereka mensimulasikan petir yang terjadi dalam 5 tahun dengan detail wilayah cukup kecil yaitu sepanjang 10 kilometer.

Tim tersebut akhirnya dapat secara akurat mendeteksi hotspot petir di Amerika Selatan, Afrika, dan Asia Tenggara. Ketiga wilayah itu terkenal karena mengalami hampir 100 kilatan petir per kilometer persegi setiap tahun.

Simulasi ini juga mereproduksi beberapa keanehan petir di dunia nyata.

Ilustrasi terjadinya petir. (Baltimore Sun)

Model baru secara akurat menunjukkan bagaimana kilat di atas Danau Victoria di Afrika terjadi di penghujung hari.

Penelitian yang sudah dipublikasikan di Journal of Geophysical Research ini juga melakukan simulasi model petir yang disebabkan oleh angin di Great Plains, Amerika Serikat.

Hasil penelitian ini mengenai model pemetaan petir yang baru dapat membantu para pilot untuk menghindari petir secara akurat ketika di atas awan.

Dengan memprediksi papan petir terjadi secara akurat maka kecelakaan di dunia penerbangan dapat diminimalisir.

BACA SELANJUTNYA

Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia