Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Model cuaca yang sudah dibuat oleh para ahli sekarang dapat memprediksi kapan akan terjadinya badai atau hujan deras. Namun masih saja ilmuwan kesusahan memprediksi kapan petir terjadi.
Baru-baru ini, para peneliti berhasil membuat simulasi global yang lebih akurat untuk memprediksi kapan dan dimana petir akan menyambar.
Dalam teori ilmiah, petir biasanya terbuat dari dua bahan utama. Bahan pertama, ia membutuhkan udara hangat yang naik untuk menciptakan awan guntur.
Bahan yang kedua adalah awan guntur harus mempunyai graupel atau hujan es lembut yang berbentuk tetesan super dingin.
Baca Juga
Perbedaan muatan listrik yang tercipta bisa menghadirkan medan listrik yang besar sehingga tercipta petir.
Model cuaca dan iklim untuk mensimulasikan petir yang sebelumnya dikuasai oleh ilmuwan memiliki resolusi spasial sekitar 100 kilometer.
Wilayah itu terlalu besar untuk memprediksi datangnya petir sehingga kita tak tahu secara spesifik dimana petir akan datang.
Dikutip dari Sciencemag, seorang peneliti dan ilmuwan bernama Paul Field serta beberapa peneliti lain mulai melakukan penelitian mengenai petir dengan reslousi spasial yang cukup kecil.
Mereka mensimulasikan petir yang terjadi dalam 5 tahun dengan detail wilayah cukup kecil yaitu sepanjang 10 kilometer.
Tim tersebut akhirnya dapat secara akurat mendeteksi hotspot petir di Amerika Selatan, Afrika, dan Asia Tenggara. Ketiga wilayah itu terkenal karena mengalami hampir 100 kilatan petir per kilometer persegi setiap tahun.
Simulasi ini juga mereproduksi beberapa keanehan petir di dunia nyata.
Model baru secara akurat menunjukkan bagaimana kilat di atas Danau Victoria di Afrika terjadi di penghujung hari.
Penelitian yang sudah dipublikasikan di Journal of Geophysical Research ini juga melakukan simulasi model petir yang disebabkan oleh angin di Great Plains, Amerika Serikat.
Hasil penelitian ini mengenai model pemetaan petir yang baru dapat membantu para pilot untuk menghindari petir secara akurat ketika di atas awan.
Dengan memprediksi papan petir terjadi secara akurat maka kecelakaan di dunia penerbangan dapat diminimalisir.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
-
Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
-
Ilmuwan Ungkap Ada Samudra di Bawah Permukaan Satelitnya Uranus, Ada Makhluk Hidup?
-
Ilmuwan Ungkap Struktur Inti Bulan, Hasilnya Mengejutkan
-
Siapa Ibnu Al Haitam? Ternyata Kontribusinya di Bidang Optik Bikin Tercengang
-
Ilmuwan Ungkap bahwa Tikus di New York Mulai Bisa Terjangkit Covid
-
Virus dari Permafrost Siberia Masih Bisa Hidup Lagi dan Berbahaya bagi Manusia
-
Ilmuwan Australia Hasilkan Listrik dari Udara, Ini Resep Rahasianya
-
Apakah Gempa Bisa Diprediksi? Ini Kata Ilmuwan Soal Potensi Gempa di Indonesia
-
Ilmuwan Temukan Koridor Misterius di Piramida Cheops Mesir